Selasa, 01 Desember 2015

laporan kerja praktek PERAWATAN



I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Perawatan di suatu industri merupakan salah satu faktor yang penting dalam mendukung suatu proses produksi yang mempunyai daya saing di pasaran. Produk yang dibuat industri harus mempunyai hal-hal berikut:
1.      Kualitas baik.
2.       Harga pantas .
3.      Di produksi dan diserahkan ke konsumen dalam waktu yang cepat.
Proses produksi juga harus didukung oleh peralatan yang siap bekerja setiap saat dan handal. Untuk mencapai hal itu maka peralatan-peralatan penunjang proses produksi ini harus selalu dilakukan perawatan yang teratur dan terencana.
Beragamnya mesin dan alat yang digunakan di industri, menyebabkan perguruan tinggi memberikan program kerja praktek kepada mahasiswanya untuk langsung terjun ke industri agar mengetahui secara langsung bagaimana cara kerja serta perawatan dari mesin atau alat yang ada di industri tersebut. Dalam melakukan kerja praktek, mahasiswa di tuntut aktif mengamati cara kerja dan permasalahan – permalsalahan yang ada pada mesin atau alat yang digunakan pada perusahan tersebut.
Dengan program kerja praktek ini diharapkan mahasiswa sebagai calon tenaga kerja professional memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sangat di butuhkan dalam perusahaan atau industry untuk kemajuan dan kesejahterahan.
1.2 Tujuan Kerja Praktek
Adapun tujuan dari kerja praktek ini adalah sebagai berikut:
1.      Mengetahaui atau memahami prinsip kerja mesin-mesin yang ada di PT. Gunung Madu Plantations.
2.      Mengetahui  atau memahami perwatan mesin-mesin yang ada di PT. Gunung Madu Plantations.
3.      Mengetahui atau memahami penggantian, maupun rekondisi parts       ( komponen ) dari suatu mesin untuk menunjang efisiensi produk yang akan dihasilkan.
1.3 Batasan Masalah
Pada laporan ini penulis hanya membatasi permasalahan pada cara kerja, pemeliharaan serta rekondisi parts bahkan pembuatan parts sebagai penunjang produksi pabrik.
1.4 Sistematika Penulisan
Agar penulisan laporan ini tidak menyimpang dari tujuan dan judul maka sistematika penulisan adalah sebagai berikut :


I . PENDAHULUAN
Pada bab ini menguraikan tentang latar belakang, tujuan dan manfaat, batasan masalah dan sistematika penulisan.
II . TINJAUAN PUSTAKA
Berisikan landasan teori dari beberapa literature yang mendukung pembahasan  tentang studi yang kasus yang diambil, yaitu   perawatan mesin  “.
III . METODE KERJA PRAKTEK
Pada bab ini menjelaskan metode yang digunakan penulis dalam pelaksanaan kerja praktek dan penyusunan laporan. Beberapa tahap yang digunakan yaitu, pengenalan dan observasi, wawancara, penentuan studi kasus, pengumpulan data, studi literatur.
IV . HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini berisikan “ Cara Kerja dan Perawatan mesin di PT. Gunung Madu Plantation  ”.
V . KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisikan kesimpulan dan saran dari data yang diperoleh ,pembahasan dari penulis tentang studi kasus yang di ambil dalam kerja praktek.



II.  TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Perawatan
Perawatan  merupakan Suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang, memperbaikinya sampai pada suatu kondisi yang dapat diterima.
Dibentuknya bagian perawatan dalam suatu perusahaan industri dengan tujuan :
1. Agar mesin-mesin industri, bangunan, dan peralatan lainnya selalu dalam keadaan siap pakai secara optimal.
2. Untuk menjamin kelangsungan produksi sehingga dapat membayar kembali modal yang telah ditanamkan dan akhirnya akan mendapatkan keuntungan yang besar.
Dalam istilah perawatan disebutkan bahwa disana tercakup dua pekerjaan yaitu istilah “perawatan” dan “perbaikan”. Perawatan dimaksudkan sebagai aktifitas untuk mencegah kerusakan, sedangkan istilah perbaikan dimaksudkan sebagai tindakan untuk memperbaiki kerusakan.
Secara umum, ditinjau dari saat pelaksanaan pekerjaan perawatan, dapat dibagi menjadi dua cara:
1. Perawatan yang direncanakan (Planned Maintenance).
2. Perawatan yang tidak direncanakan ( Unplanned Maintenance ).

2.2  Bentuk-bentuk Perawatan
1. Perawatan Preventif ( Preventive Maintenance )
Adalah pekerjaan perawatan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan, atau cara perawatan yang direncanakan untuk pencegahan               (  preventif  ).
Ruang lingkup pekerjaan preventif termasuk: inspeksi, perbaikan kecil, pelumasan dan penyetelan, sehingga peralatan atau mesin-mesin selama beroperasi terhindar dari kerusakan.
2. Perawatan Korektif
Adalah pekerjaan perawatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi fasilitas/peralatan sehingga mencapai standar yang dapat diterima.
Dalam perbaikan dapat dilakukan peningkatan-peningkatan sedemikian rupa, seperti melakukan perubahan atau modifikasi rancangan agar peralatan menjadi lebih baik.
3. Perawatan Berjalan
Dimana pekerjaan perawatan dilakukan ketika fasilitas atau peralatan dalam keadaan bekerja. Perawatan berjalan diterapkan pada peralatan-peralatan yang harus beroperasi terus dalam melayani proses produksi.


4. Perawatan Prediktif
Perawatan prediktif ini dilakukan untuk mengetahui terjadinya perubahan atau kelainan dalam kondisi fisik maupun fungsi dari sistem peralatan. Biasanya perawatan prediktif dilakukan dengan bantuan panca indra atau alat-alat monitor yang canggih.
5. Perawatan setelah terjadi kerusakan (Breakdown Maintenance)
Pekerjaan perawatan dilakukan setelah terjadi kerusakan pada peralatan, dan untuk memperbaikinya harus disiapkan suku cadang, material, alat-alat dan tenaga kerjanya.
6. Perawatan Darurat (Emergency Maintenance)
Adalah pekerjaan perbaikan yang harus segera dilakukan karena terjadi kemacetan atau kerusakan yang tidak terduga.
Disamping jenis-jenis perawatan yang telah disebutkan diatas, terdapat juga beberapa jenis pekerjaan  lain yang bisa dianggap merupakan jenis pekerjaan perawatan seperti:
1. Perawatan dengan cara penggantian (Replacement instead of maintenance)
Perawatan dilakukan dengan cara mengganti peralatan tanpa dilakukan perawatan, karena harga peralatan pengganti lebih murah bila dibandingkan dengan biaya perawatannya. Atau alasan lainnya adalah apabila perkembangan teknologi sangat cepat, peralatan tidak dirancang untuk waktu yang lama, atau banyak komponen rusak tidak memungkinkan lagi diperbaiki.

2. Penggantian yang direncanakan (Planned Replacement)
Dengan telah ditentukan waktu mengganti peralatan dengan peralatan yang baru, berarti industri tidak memerlukan waktu lama untuk melakukan perawatan, kecuali untuk melakukan perawatan dasar yang ringan seperti pelumasan dan penyetelan. Ketika peralatan telah menurun kondisinya langsung diganti dengan yang baru. Cara penggantian ini mempunyai keuntungan antara lain, pabrik selalu memiliki peralatan yang baru dan siap pakai.

2.3 Istilah-istilah yang umum dalam perawatan
1. Availability: Perioda waktu dimana fasilitas/peralatan dalam keadaan siap untuk dipakai/dioperasikan.
2. Downtime: Perioda waktu dimana fasilitas/peralatan dalam keadaan tidak dipakai/dioperasikan.
3. Check: Menguji dan membandingkan terhadap standar yang ditunjuk.
4. Facility Register: Alat pencatat data fasilitas/peralatan, istilah lain bisa juga disebut inventarisasi peralatan/fasilitas.
5. Maintenance management: Organisasi perawatan dalam suatu kebijakan yang sudah disetujui bersama.
6. Maintenance Schedule: Suatu daftar menyeluruh yang berisi kegiatan perawatan dan kejadian-kejadian yang menyertainya.
7. Maintenance planning: Suatu perencanaan yang menetapkan suatu pekerjaan serta metoda, peralatan, sumber daya manusia dan waktu yang diperlukan untuk dilakukan dimasa yang akan datang.
8. Overhaul: Pemeriksaan dan perbaikan secara menyeluruh terhadap suatu fasilitas atau bagian dari fasilitas sehingga mencapai standar yang dapat diterima.
9. Test: Membandingkan keadaan suatu alat/fasilitas terhadap standar yang dapat diterima.
10. User: Pemakai peralatan/fasilitas.
11. Owner: Pemilik peralatan/fasilitas.
12. Vendor: Seseorang atau perusahaan yang menjual peralatan/perlengkapan, pabrik-pabrik dan bangunan-bangunan.
13. Efisiensi:
   
   

14. Trip: Mati sendiri secara otomatis ( istilah dalam listrik ).
15. Shut-in: Sengaja dimatikan secara manual (istilah dalam pengeboran minyak ).
16. Shut-down: Mendadak mati sendiri / sengaja dimatikan.

2.4 Strategi Perawatan
Pemilihan program perawatan akan mempengaruhi kelangsungan produktivitas produksi pabrik. Karena itu perlu dipertimbangkan secara cermat mengenai bentuk perawatan yang akan digunakan terutama berkaitan dengan kebutuhan produksi, waktu, biaya, keterandalan tenaga perawatan dan kondisi peralatan yang dikerjakan.
Dalam menentukan strategi perawatan, banyak ditemui kesulitan-kesulitan diantaranya:
1.      Tenaga kerja yang terampil
2.      Ahli teknik yang berpengalaman
3.      Instrumentasi yang cukup mendukung
4.      Kerja sama yang baik diantara bagian perawatan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan strategi perawatan:
1.      Umur peralatan/mesin produksi
2.      Tingkat kapasitas pemakaian mesin
3.      Kesiapan suku cadang
4.      Kemampuan bagian perawatan untuk bekerja cepat
5.      Situasi pasar, kesiapan dana dan lain-lain

2.5 Masalah Efisiensi Dalam Perawatan
Di dalam melaksanakan kegiatan maintenance terdapat dua persoalan yang dihadapi oleh suatu perusahaan pabrik, yaitu persoalan teknisi dan persoalan ekonomis ( sofjan assauri, 1993 ). Adapun yang merupakan persoalan teknis dalam hal ini adalah persoalan yang menyangkut usaha-usaha untuk menghilangkan kemungkinan-kemungkinan timbuknya kemacetan yang disebabkan karena kondisi mesin atau peralatan produksi yang tidak baik. Tujuan yang dicapai dalam mengatasi persoalan teknis adalah untuk dapat menjaga atau menjamin agar produksi pabrik dapat berjalan lancar. Dalam persoalan teknis ini yang perlu diperhatikan adalah:
1.   Tindakan-tindakan apa yang harus dilakukan untuk merawat peralatan yang ada dan untuk memperbaiki mesin-mesin peralatan yang rusak.
2. Alat-alat atau komponen-komponen apa yang dibutuhkan dan harus disediakan agar tindakan-tindakan pada bagian pertama diatas dapat dilakukan
Sudah tentu dalam melaksakan kegiatan maintenance, disamping persoalan teknis, ditemui pula persoalan ekonomis. Adapun persoalan ekonomis dalam hal ini adalah persoalan yang menyangkut bagaimana uasaha yang harus dilakukan agar kegiatan maintenance yang dibutuhkan secara teknis dapat efesien, jadi dalam persoalan ekonomis yang ditekankan adalah efesiensi dengan memperhatikan besarnya biaya yang terjadi dan tentunya alternatif tindakan yang dipilih untuk dilaksanakan adalah yang menguntungkan perusahaan. Dalam persoalan ekonomis ini, perlu diadakan analisis perbandingan biaya antara masing-masing alternatif tindakan yang dapat diambil. Seperti biaya pengecekan, biaya penyetelan, biaya service, biaya penyesuaian ( adjustment ), dan biaya perbaikan atau reparasi. Perbandingan biaya yang perlu dilakukan antara lain untuk menentukan :
      1.   Dalam hal ini, biaya-biaya yang perlu diperbandingkan adalah:
a. Jumlah biaya-biaya perawatan dan perbaikan yang akan dilakukan terhadap suatu peralatan tersebut.
b. Jumlah biaya-biaya peralatan dan perbaikan yang dibutuhkan oleh suatu peralatan dengan jumlah kerugian yang akan dihadapi apabila peralatan tersebut rusak dalam operasi produksi.
    2. Pemilihan apakah sebaiknya peralatan yang rusak diperbaiki di dalam perusahaan atau di luar perusahaan. Dalam hal ini, biaya-biaya yang perlu diperbandingkan adalah jumlah biaya yang akan dikeluarkan untuk memperbaiki peralatan tersebut dibengkel perusahaan lain, disamping perbandingan kualitas dan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk pengerjaannya.
    3. Apakah sebaiknya peralatan yang rusak diperbaiki atau diganti. Hal ini, biaya-biaya yang perlu diperbandingkan adalah:
            a. Jumlah biaya perbaikan dengan harga pasar atau nilai diganti dari   peralatan tersebut.
            b.  Jumlah biaya perbaikan dengan harga peralatan yang sama dipasar.



2.6 Tugas-Tugas atau Kegiatan-Kegiatan Perawatan
Semua tugas atau kegiatan perawatan dapat digolongkan ke dalam salah satu dari lima tugas pokok ( sofjan assauri,1993 ), sebagai berikut:
1. Inspeksi ( inspection )
Kegiatan inspeksi meliputi kegiatan pengecekan atau pemeriksaan secara berkala (routine schedule check) bangunan dan peralatan pabrik sesuai dengan rencana serta kegiatan pengecekan atau pemeriksaan terhadap peralatan yang mengalami kerusakan dan membuat laporan-laporan dari hasil pengecekan dan pemeriksaan tersebut. Maksud dari kegiatan inspeksi ini adalah untuk mengetahui apakah perusahaan pabrik selalu mempunyai peralatan produksi yang baik untuk menjamin kelancaran proses produksi. Oleh karena itu laporan hasil inspeksi haruslah membuat keadaan peralatan yang diinspeksi, sebab-sebab terjadi kerusakan bila ada uasha-usaha penyesuaian atau perbaikan kecil yang telah dilakukan dan saran-saran perbaikan atau pergantian yang diperlukan.
2. Kegiatan Teknik ( engineering )
Kegiatan teknik meliputi kegiatan percoabaan atas peralatan yang baru dibeli, dan kegiatan-kegiatan pengembangan peralatan atau komponen peralatan yang perlu diganti, serta melakukan penelitian-penelitian terhadap kemungkinan pengembangan tersebut. Dalam kegiatan inilah dilihat kemampuan untuk mengadakan perubahan-perubahan dan perbaikan-perbaikan bagi perluasan dan kemajuan dari bangunan dan peralatan pabrik. Oleh karena itu kegiatan teknik ini sangat diperlukan terutama apabila dalam perbaikan mesin-mesin yang rusak tidak diperoleh/didapat komponen yang sama dengan yang dibutuhkan. Dalam hal ini perlu diadakan perubahan-perubahan atau perbaikan-perbaikan tertentu terhadap konsumen dan mesin-mesin yang bersangkutan, agar mesin tersebut dapat bekerja kembali.
3.Kegiatan Produksi
Kegiatan produksi ini merupakan kegiatan perawatan yang sebenarnya, yaitu memperbaiki dan mereparasi mesin-mesin dan peralatan. Secara fisik melaksanakan pekerjaan yang disarankan atau diusulkan dalam kegiatan inspeksi dan teknik ( engineering ), melaksanakan kegiatan service dan peminyakan             ( lubrication ). Kegiatan produksi ini dimaksudkan agar kegiatan pengolahan pabrik dapat berjalan lancar sesuai dengan rencana.
4. Pekerjaan Adminitrasi ( clerical work )
Pekerjaan adminitrasi merupakan kegiatan yang berhubungan dengan catatan-catatan mengenai biaya-biaya yang terjadi dalam melaksanakan pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan biaya-biaya yang berhubungan dengan kegiatan pemeliharaan komponen atau spare parts yang tersedia dibagian maintenance. Jadi dalam kegiatan pencacatan ini termasuk penyusunan planning dan schedule, yaitu rencana kapan suatu mesin harus dicek/diperiksa, diminyaki, service dan direparasi.
5. Perawatan Bangunan ( house keeping )
Kegiatan perawatan bangunan merupakan kegiatan untuk menjaga agar bangunan gedung tetap terawat dan terjamin kebersihannya, jadi kegiatan ini meliputi kebersihan dan pengecekan gedung, pembersihan WC, pembersihan halaman dan kegiatan perawatan peralatan lain  yang tidak termasuk dalam kegiatan teknik dan produksi dari bagian maintenance.
Pelaksanaan Kegiatan Perawatan Mesin/Peralatan Pada Suatu Perusahaan Pabrik
Proses pekerjaan perawatan untuk suatu mesin atau peralatan pada suatu perusahaan pabrik dilaksanakan sesuai dengan petunjuk-petunjuk dari pabrik dimana mesin/peralatan tersebut dibuat. Biasanya apabila suatu perusahaan membeli suatu mesin atau peralatan, dalam pembelian itu diikutsertakan/diberikan buku petunjuk ( book-let ) mengenai mesin/peralatan ini. Buku petunjuk atau pedoman ini antara lain berisi mengenai:
       1. Kegunaan dari mesin/peralatan tersebut
       2. Kapasitas mesin pada waktu atau umur tertentu
       3. Cara-cara pemakaian mesin ini
       4. Cara-cara pemeliharaan dan perbaikan mesin tersebut
Dengan adanya buku petunjuk ini, maka kegiatan perawatan dan perbaikan mesin/peralatan itu dilakukan dengan menggunakan pedoman sebagaimana dalam petunjuk tersebut. Hal ini dilakukan agar tidak terdapat kegagalan atau kekecewaan dibelakang hari yang timbul karena kesalahan pemakaian dan perawatan mesin tersebut.
Dengan berpedoman kepada buku petunjuk maka dapatlah dilakukan kegiatan perawatan terhadap mesin tersebut ( sofjan assauri, 1993 ), seperti:
       1. Usaha-usaha yang harus dilakukan dalam pemakaian dan perawatan mesin
            Itu waktu mesin tersebut berumur satu, dua, tiga tahun dan seterusnya.
  2. Penggunaan mesin itu haruslah sesuai dengan fungsi atau kegunaan mesin tersebut.
  3. Cara-cara kegiatan teknis perawatan dan perbaikan yang harus dilakukan  pada mesin tersebut, yaitu:
            a. Bagaimana membuka dan memasang kembali komponen atau onderdil,
          dan hubungan satu dan yang lainnya.
   b. Sebelum mesin-mesin dijalankan atau dihidupkan, hendaknya diteliti                                                                    
      lebih dahulu apakah ada gangguan-gangguan yang akan menghalangi 
      jalannya mesin tersebut.
   c.  Mesin-mesin haruslah dijalankan digunakan sesuai urutan yang telah
      ditetapkan oleh pabrik pembuat mesin tersebut.
Untuk melaksanakan kegiatan teknis perawatan dan perbaikan seperti apa yang telah disebutkan diatas, maka diperlukan tenaga-tenaga operator dan tenaga-tenaga dibagian maintenance yang betul-betul ahli dalam mengetahui/mengerti sifat-sifat mesin tersebut.





III. METODE KERJA PRAKTEK

3.1  Metode
Dalam Melakukan Kerja Praktek di PT. Gunung Madu Plantations ( GMP ) dan dalam penyusunan laporan, penulis menggunakan metode-metode sebagai    berikut :
A.    Pengenalan dan Observasi
Pengenalan dan observasi adalah suatu cara untuk mengetahui proses yang terjadi didalam perusahaan, seperti :
1.      Pengenalan lingkungan perusahaan,
2.      Mengamati proses-proses system kerja secara keseluruhan yang terjadi di PT.Gunug Madu Plantations ( GMP ) khususnya bagian enggineering,
3.      Mengamati bahkan mengetahui cara perwatan hingga rekondisi parts dan pembuatan yang baru.

B.     Wawancara
Wawancara dilakukan oleh pembimbing kerja praktek dan pembimbing lapangan untuk mendapatkan informasi-informasi lebih lanjut. Selain itu wawancara dilakukan oleh mekanik-mekanik lainnya yang banyak memberikan pemahaman mengenai komponen-komponen, serta proses dan perawatan dari mesin.
C.    Studi literatur
Studi literatur di lakukan dengan cara mengumpulkan dan mengambil data pada literatur yang ada diperusahaan mengenai obyek yang akan diamati, serta proses kerja mesin, sistem perwatan dan pembutan parts.
pengambilan gambar komponen, serta buku-buku yang mendukung dalam pembuatan laporan.
D.    Pengambilan data
Data yang digunakan diambil dari data pengamatan proses secara langsung        di    lokasi kerja praktek.

3.2 Tempat dan waktu pelaksanaan kerja praktek
Kerja praktek dilakukan di PT. Gunung Madu Plantations ( GMP ) Jl. Lintas Sumatra Km.90, Terusan Nunyai, Lampung Tengah.
Waktu pelaksanaannya pada tanggal 1 juli sampai dengan 1 agustus 2013.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar