Kamis, 26 November 2015

LAPORAN KERJA PRAKTEK PERAWATAN MESIN PRESS PELLETIZING PADA PT AUSTASIA STOCKFEED TANJUNG BINTANG LAMPUNG SELATAN



BAB I
PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Perkembangan teknologi yang pesat merupakan faktor utama dalam mempengaruhi kemajuan dunia industri. Seluruh kebutuhan hidup yang di butuhkan baik kebutuhan primer, skunder, maupun tersier merupakan hasil industri yang tidak lepas dari teknologi yang di terapkan pada dunia industri. Di berbagai belahan dunia terdapat berbagai industri dari taraf nasional sampai dengan taraf internasional. Begitu pula di negeri ini berbagai macam industri telah berdiri dan berkembang yang bertujuan dalam hal pemenuhan kebutuhan hidup, sehingga tercapai kebutuhan kemakmuran masyarakat indonesia. Perindustrian saat ini, dimana persaingan antara perusahaan yang semakin tinggi, dimana perusahaan dituntut agar efektif dan efisien dengan memanfaatkan Sumber Daya Manusia dan teknologi yang canggih agar tujuan yang telah ditetapkan dapat terpenuhi dengan baik. Pihak Perguruan Tinggi sebagai penghasil tenaga-tenaga yang professional memprogramkan sistem magang atau kerja praktik kepada setiap mahasiswa di industri-industri yang potensial untuk dapat menerima transfer teknologi dan menyerap sebanyak-banyaknya informasi teknologi yang telah ada dan berkembang pada zaman ini.
Hal-hal yang dapatdipelajariolehmahasiswapesertakerjapraktikpadaperusahaan proses produksisangatbanyakdanberagam, antara lain melibatkankegiatanproduksipemeliharaan (maeintenance) yang dilakukanolehmahasiswatersebut. Proses produksidarimesin-mesin yang dioperasikan yang memerlukanperawatan-perawatandanmenggunakanenergidarI proses operasimesintersebutsalahsatunyaadalahmesin press.
1.2TujuanKerjaPraktik
Tujuan yang hendakdicapaipadapelaksanaankerjapraktik industry pada PT.AUSTASIA STOCKFEEDLampung Selatan adalah:
Dapatmengetahuiperawatandan sistem kerja mesin press pada PT. AUSTASIA STOCKFEED Lampung Selatan serta dapatmengetahuibagian-bagiandarimesin press. Penulisanmemilihmasalahperawatandan system kerja press adalahuntukdapatmengetahuibagaimanacaraperawatan (maintenance), dansekaligusdapatmengetahuibagaimanacaraperbaikanpadasebuahmesin press.
1.3BatasanMasalah
Penulisanhanyamembatasimasalahpadaperawatan (maintenance) press jenis DT PELLETIZING (FRM-PR-11-02-PL) padaPabrik Perusahaan yang ada di PT. AUSTASIA STOCKFEED Jl. Ir. Sutami Km.18,2 DesaTanjungBintang, Lampung Selatan.
1.4SistematikaPenulisan
Sistematikapenulisan yang digunakandalampenyusunanLaporanKerjaPraktekiniadalahsebagaiberikut :
I.  Pendahuluan
Pendahuluan berisikan latar belakang pelaksanaan kerja praktek, tujuan pelaksanaan, batasan masalah yang diambil sebagai bahasan utama dalam laporan kerja praktik, dan sistematika penulisan laporan yang digunakan.
II.  Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka berisikan landasan teori dari kepustakaan tentang mesin produksi yang dianggap mendukung terhadap batasan masalah. Dalam Bab ini membahas perawatan pada mesin press, komponen peralatan, dan cara kerja.
III.  Metode Kerja Praktek
Dalam bab ini berisikan tentang metode, pengenalan dan observasi, wawancara, studi literatur, pengfumpulan data, tempat dan waktu pelaksanaan.
IV.  Pembahasan
Berisikan tentang masalah perawatan padamesin press, yaitu : pengertiandanfungsiperawatan,jenis-jenisperawatan, perawatanharian, perawatanmingguan, bulanandantahunan, kerusakan-kerusakan yang seringterjadisertacaraperbaikanya.


V.  Penutup
Berisikan tentang kesimpulan dan saranpadaPT. AUSTASIA STOCKFEED TanjungBintang, Lampung Selatan.
VI.  Daftar Pustaka
Daftar pustaka memuat referensi yang digunakan dalam menyalesaikan laporan kerja praktek.
VII.  Lampiran
Lampiran berisikan profil perusahaan dan data-data lain yang mendukung laporan kerja praktek.









BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1Pengertian Perawatan(maintenance)
Perawatan disuatu industri merupakan salah satu faktor yang penting dalam mendukung suatu proses produksi yang mempunyai daya saing di pasaran. Produk yang dibuat industri harus mempunyai hal-hal berikut:
a.       Kualitas baik
b.      Harga pantas

c.       Di produksi dan diserahkan ke konsumen dalam waktu yang cepat.

Oleh karena itu proses produksi harus didukung oleh peralatan yang siap bekerja setiap saat dan handal. Untuk mencapai hal itu maka peralatan-peralatan penunjang proses produksi ini harus selalu dilakukan perawatan yang teratur dan terencana.Secara skematik, program perawatan di dalam suatu industri bisa dilihat pada gambar:
Gambar1.BaganProgram Perawatan

Dalam hal teknik perawatan (Pemeliharaan), yang dimaksud dengan perawatan itu sendiri adalah suatu usaha untuk memelihara suatu fasilitas (peralatan), sedangkan yang dimaksud dengan perawatan adalah suatu usaha bagian dari pemeliharaan yang dilakukan secara rutin (periodic) untuk mencegah terjadinya kerusakan yang terjadi pada mesin, agar mesin dapat berumur panjang.
Dalam masalah perawatan ini perlu diperhatikan bahwa sering terjadi dalam suatu perusahaan kurang diperhatikan di bidang perawatannya atau maintenance ini. Ada dua jenis perawatan yaitu perawatan Pemeliharaan Rutin (Periodic) dan Pemeliharaan Pencegahan (Preventive Maintenance). Pemeliharaan rutin yaitu suatu pekerjaan yang menjaga kondisi suatu benda secara umum dilakukan secara rutin (Periodic), sedangkan pemeliharaan pencegahan dilakukan untuk menjaga kinerja dari suatu alat sehingga dapat memprediksi jika terjadi suatu masalah dengan alat tersebut, (Corder,A. 1988)
2.2 Tujuan Perawatan
Tujuan utama dari perawatan (Pemeliharaan) yaitu :
1.      Untuk menjaga kinerja dari kegunaan suatu alat (fasilitas).
2.      Untuk menjamin ketersediaan peralatan yang dipasang.
3.      Untuk mengurangi kerusakan yang tidak wajar.
4.      Untuk menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang di butuhkan oleh produkitu sendiri.
5.      Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan pralatan tersebut.
2.3 Perawatan (maintenance)
Dalam perawatan mesin press, ada beberapa kegiatan-kegiatan dalam perawatan meliputi kegiatan :
Pengecekan atau inspeksi, dan perbaikan atau pergantian unit. Dengan kegiatan perawatan rutin ini, diharapkan fasilitas atau perawatan industri dapat digunakan untuk proses produksi dalam jangka waktu tertentu yang direncanakan.
Ada beberapa tujuan utama dari kegiatan maintenance, dianataranya:
1.      Kemampuan berproduksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana produksi.
2.      Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh produk dalam pemasaran.
3.      Untuk membantu menghasilkan pendapatan terhadap modal yang diinvestasikan dalam perusahaan selama jangka waktu yang ditentukan, sesuai dengan kebijakan perusahaan mengenai hasil investasi tersebut.
4.      Untuk mencapai tingkat biaya maintenance serendah mungkin dengan melaksanakan kegiatan maintenance secara efektif dan efisien.
5.      Menjadikan suatu kerja sama yang erat dengan fungsi-fungsi utama lainnya dari suatu perusahaan, dalam rangka mencapai tujuan utama perusahaan yaitu tingkat keuntungan atau return of investment tinggi dengan biaya rendah.
Secara skematik pembagian perawatan bisa dilihat pada gambar berikut :
Gambar2.Skema Perawatan (Pemeliharaan) (Corder dan Hadi, 1988)
2.4 Bentuk-Bentuk Perawatan
Adapun beberapa bentuk-bentuk dari perawatan umum adalah sebagai berikut :
a.       Perawatan Preventif (Preventive Maintenance)
Adalah pekerjaan perawatan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan, atau cara perawatan yang direncanakan untuk pencegahan (preventif). Lingkup pekerjaan preventif termasuk: inspeksi, perbaikan kecil, pelumasan dan penyetelan, sehingga peralatan atau mesin-mesin selama beroperasi terhindar dari kerusakan.
b.      Perawatan Korektif
Adalah pekerjaan perawatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi fasilitas/peralatan sehingga mencapai standar yang dapat diterima. Dalam perbaikan dapat dilakukan peningkatan-peningkatan sedemikian rupa, seperti melakukan perubahan atau modifikasi rancangan agar peralatan menjadi lebih baik.
c.       Perawatan Berjalan
Dimana pekerjaan perawatan dilakukan ketika fasilitas atau peralatan dalam keadaan bekerja. Perawatan berjalan diterapkan pada peralatan-peralatan yang harus beroperasi terus dalam melayani proses produksi.
d.      Perawatan Prediktif
Perawatan prediktif  ini dilakukan untuk mengetahui terjadinya perubahan atau kelainan dalam kondisi fisik maupun fungsi dari sistem peralatan. Biasanya perawatan prediktif dilakukan dengan bantuan panca indra atau alat-alat monitor yang canggih.
e.       Perawatan Setelah Terjadi Kerusakan (Breakdown Maintenance)
Pekerjaan perawatan dilakukan setelah terjadi kerusakan pada peralatan, dan untuk memperbaikinya harus disiapkan suku cadang, material, alat-alat dan tenaga kerjanya.
f.       Perawatan Darurat (Emergency Maintenance)
Adalah pekerjaan perbaikan yang harus segera dilakukan karena terjadi kemacetan atau kerusakan yang tidak terduga,(Corder,A. 1988)

2.5 Pengertian Mesin Press
Mesin press adalah sebuah alat yang dirancang untuk mengepress atau memadatkan campuran berbagai bahan untuk pembuatan pellet pakan ternak, hasil cetakan pada umumnya berbentuk tabung (slinder) yang berukuran kecil-kecil. Kemudian hasil dari press tersebut yang sudah dibungkus dan disebar kedaerah-daerah. Mesin pencetak pakan ternak (Press) merupakan alat pembuatan pellet makanan ternak yang diproduksi sesuai dengan kebutuhan makanan hewan ternak. Mesin ini dibuat khusus untuk membuat makanan pellet yang bahan pakannya dari tepung ikan, jagung kuning, dedak padi, CPO (crude palm oil), CaCO3,  Tepung Tulang, Premik,  dan Gaplek. Mesin press ini mampu menghasilkan 0,9 ton dalam waktu 1 jam selama proses produksi berlangsung.
Gambar 3. Mesin Press pakan ternak
2.6Komponen Utama Press Pellet
Pada mesin pressDT PELLETIZING (FRM-PR-11-02-PL) terdapat beberapa komponen utama yang sangat menentukan banyaknya hasil produksi. Beberapa komponen tersebut adalah motor listrik, bantalan ( bearing ), poros AS dudukan bearing, tutup bearing dan klaim, roll press, ring press, belt dan pully.

2.6.1    Motor Listrik
Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetik yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Motor listrik 40 hp dengan putaran 3000 rpm digunakan sebagai penggerak mesin press, yang putarannya dihubungkan dengan menggunakan bantuan sabuk V(belt) dan pulleyuntuk mentramisikan putaran motor listrik.
Gambar 4. Motor listrik
Daya Motor     : 40 Hp
Putaran            : 3000 Rpm
2.6.2    Bantalan (bearing)
Bantalan merupakan salah satu bagian dari elemen mesin yang memegang peranan cukup penting, karena fungsi dari bantalan yaitu untuk menumpu sebuah poros agar poros dapat berputar tanpa mengalami gesekan yang berlebihan. Bantalan harus cukup kuat untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik.
Gambar 5. Bearing
2.6.3    Poros AS dudukan Roll
Poros As merupakan alat bantu tumpuan pada bearing dan roll press sehingga bearing dapat berputar dengan baik. Poros AS ini juga dirancang berfungsi sebagai penyetel rapat atau longgarnya antara roll press dan ring press.
Gambar 6. Poros AS dudukan roll
2.6.4 Ring Key, Mur AS, dan Pelindung Bearing
Pada ring key dan mur AS sama berfungsi sebagai pengunci. pada ring key digunakan pada saat mur ASmengunci poros as yang disatukan dengan bering. Sedangkan pelindung bearing digunakan untuk melindungin bearing dari poros AS agar bearing tidak rusak.

Gambar 7. Ring Key, Mur AS, dan Pelindung Bearing
2.6.5    Tutup bearing dan Klaim
Tutup bearing berfungsi sebagai penghalang masuknya bahan baku pakan ternak  yang masuk ke dalam bearing yang dapat membuat bearing kotor atau macet. Sedangkang klaim berfungsi sebagai pengancing tutup bearing agar tidak jatuh saat beroperasi.
Gambar 8. Tutup bearing dan Klaim
2.6.6    Roll Press
Roll press merupakan alat yang berfungsi sebagai penekan atau penggiling bahan baku pakan terhadap ring press. Dimana roll press berputar dengan bersamaannya screen sehingga bahan baku ditekan hingga menjadi pellet.
Gambar 9. Roll Press
2.6.7    Screen
Screen adalah alat yang sangat berperan penting dalam pembuatan pellet dimana alat ini sebagai pecetak atau pembentuk dari bahan baku menjadi pellet. Screen mempuyai dua ukuran dalam pencetakannya, untuk pellet makanan unggas mempuyai ukuran lubang sebesar 2 mm dan 3 mm sedangkan untuk pellet makanan sapi mempuyai ukuran lubang sebesar 5 mm.
Gambar 10. Screen

2.6.8    V-Belt
Sabuk atau belt terbuat dari karet dan mempunyai penampung trapesium. Tenunan, teteron dan semacamnya digunakan sebagai inti sabuk untuk membawa tarikan yang besar. Sabut V dibelitkan pada alur puli yang berbentul V. Belt digunakan sebagai transmisi penerus gerakan putaran dari motor listrik ke puly.




Gambar 11. V-Belt
2.6.9    Pulley
Pulley V-belt merupakan salah satu elemen mesin yang berfungsi untuk mentramisikan daya seperti sporket rantai dan roda gigi. Pulley  berbentuk bulat dengan ketebalan tertentu, dan di bagian tengahnya terdapat lubang poros. Pulley pada umumnya dibuat dari besi cor, namun ada pula yang terbuat dari besi cor dan ada pulayang terbuat dari baja.
Gambar 12. Pulley
2.6.10  Panel Kontrol Mesin Press
Pada panel kontrol ini terdapat beberapa tombol yang di gunakan untuk menghidupkan dan mematikan mesin press, dan terdapat juga alat ukur banyaknya bahan baku yang masuk ke dalam mesin press.
Gambar 13. Panel Kontrol Press
2.7 Proses Penggilingan
Proses penggilingan merupakan salah satu proses penyeragaman ukuran partikel melalui penggunaan screen untuk mengurangi ukuran partikel menjadi lebih halus. Bahan baku yang berbentuk butiran (kasar), yaitu jagung dan bungkil kedelai, digiling dengan menggunakan mesin semi fixed hammer mill dengan ukuran screenyang berbeda. Ukuran screen yang digunakan adalah 2, 3 dan 5 mm. Sedangkan bahan baku yang berbentuk tepung (halus) tidak dilakukan penggilingan. Hammermill dan screen yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 14 dan 15.
Gambar 14. Mesin Penggilingan (Semi Fixed Hammer Mill)
Gambar 15. Screen pada Semi Fixed Hammer Mill
Ukuran partikel merupakan salah satu parameter yang dapat digunakan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap sifat fisik dan proses produksi pellet. Ukuran screen yang digunakan pada mesin giling adalah diameter pada masing-masing lubang saringan yang dapat berukuran 2, 3 atau 5 mm. Semakin besar diameter lubang tersebut maka semakin kasar partikel bahan yang lolos saringan. Oleh karena itu, ukuran partikel jagung dan bungkil kedelai semakin kasar antar perlakuan sehingga ukuran partikel mash antar perlakuan juga semakin kasar. Perbedaan ukuran partikel mash dapat mempengaruhi kelancaran proses produksi yang pada akhirnya akan mempengaruhi ukuran partikel dan kualitas fisik pellet,(Agustina Yulia,2005).

2.8Pengertian Pelleting
Pelleting adalah proses pembuatan pakan berbentuk tepung (mash) yang dipadatkan dan ditekan dengan menggunakan roller dan dimampatkan melalui lubang silinder yang disebut die, sehingga dapat menghasilkan pakan bentuk pellet.
Proses pemadatan dan pemampatan ditentukan oleh desain pemasangan roller dan die. Beberapa variabel yang mempengaruhi proses pembuatan pellet yaitu karakteristik bahan baku meliputi formulasi ransum, keseragaman, ukuran partikel, kadar air dan kehalusan gilingan sedangkan faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pembuatan pellet antara lain,(Thomas dan Van Der Pool, 1997) :
Rasio antara diameter dan panjang lubang die
a. Kecepatan perputaran ring lubang die.
b. Kecepatan aliran bahan baku.
c. Kerapatan tumpukan, kerapatan pemadatan, dan penekanan pada lubang
die.
d. Komposisi kandungan zat makanan
e Temperatur dalam ruang mesin pellet.
f. Kelembaban lingkungan.
Pellet memilikibeberapa keuntungan, yaitu:
1.      Pellet lebih mudah diangkut ke dalam conveyor dan tidak berubah bentukfisiknya pada saat dikeluarkan dari silo bila dibandingkan dengan ransum bentuktepung.
2.      Densitas (bulky density) pellet pada umumnya lebih tinggi daripada bentuktepung sehingga mudah dibawa oleh truk.
3.      Komposisi pellet lebih padat pada saat dicampurkan dan campuran bahan-bahannyatidak berubah.



BAB III
METODOLOGI

3.1 Metode
Dalam melaksanakan kerja praktik di PT. AUSTASIA STOCKFEED, maupun dalam penyusunan laporan, penulis menggunakan metode-metode sebagai berikut:

3.2 Pengenalan dan Observasi
Pengenalan dan observasi adalah suatu cara untuk mengetahui proses yang terjadi di dalam perusahaan, seperti :
a.       Pengenalan lingkungan perusahaan.
b.      Mengamati proses-proses pembuatan pellet pakan ternak secara umum.
c.       Mengamati proses sistem kerja press pakan ternak yang nantinya akan diperoleh data-data pengamatan.

3.3 Wawancara
Wawancara  dilakukan terhadap pembimbing kerja praktik, serta staf-staf pemeliharaan atau perawatan pada PT. AUSTASIA STOCKFEED. Yang banyakmemberikan pemahaman mengenai proses sistem kerja press pakan ternak serta perawatan dan komponen-komponennya.

3.4 Studi Literatur
Studi literatur dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mengambil data pada literatur yang ada di perusahaan mengenai obyek yang akan diamati,seperti sistem kerja press pakan ternak, pengambil gambar, layout dan lain-lain. Serta buku-buku di perusahaan dan Universitas Lampung yang mendukung dalam penyusunan laporan.

3.5 Pengambilan Data
Data yang digunakan diambil dari data pengamataan proses secara langsung di lokasi kerja praktik di PT. AUSTASIA STOCKFEED.

3.6 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktik
Kerja Praktek ini dilaksanakan selama 30 hari kerja efektif, dimulai pada tanggal 4 Juli – 5 Agustus 2011 di PT. AUSTASIA STOCKFEEDJl. Ir. Sutami Km.18,2 Desa Tanjung Bintang, Lampung Selatan.



3.7 Alur Proses Pengambilan Data
Mulai
Pengololah Data Yang Teldikipulkan
Selesai
1.      Pengenalan lingkungan perusahaan
2.      Mengamati sistem kerja Press pakan ternak
Pengumpulan data
Data
1.       Memperoleh Hasil dan Pembahasan.
2.       Memperoleh Kesimpulan

 























Gambar 16. diagram proses pengambilan data
 


BAB IV
PEMBAHASAN

Dalam pembahasan ini diperlukan data-data yang mendukung untuk kelengkapan pembahasan dan penganalisaan. Data-data tersebut diperoleh melalui pengamatan dan penganalisaan terhadap mesin press tersebut, mengadakan wawancara, tanya jawab dan diskusi langsung dengan pembimbing, mempelajari sistematika alur produksi melalui komputer dan kontrol panel di ruang pembimbing atau karyawan, serta mencatat spesifikasi yang terdapat pada nameplate mesin untuk mengetahui sistem pengoperasian masing-masing mesin.
4.1 Cara Kerja Mesin Press
Spesifikasikasi Mesin Press Pakan Ternak
-        Motor listrik 40 Hp                 = 3000 rpm
-        V- belt                                      = 24 buah
-        Diameter Screen                      = 600 mm
-        Diameter Ring press               = 250 mm
-        Kapasitas press                       = 0.9 ton/jam
-        Lebar cassing                          = 600 mm
-        Panjang cassing                       = 2200 mm
-        Tinggi cassing                         = 1800 mm
Adapun cara kerja dari mesin press dimulai dari motor listrik yang memutarkan puli kemudian putaran tersebut diteruskan oleh v-belt ke puli bagian mesin press, yang pulinya tersebut terhubung dengan bagian screen. Ketika screen berputar maka rollpress ikut berputar juga dikarenakan screen dan roll press saling bersentuhan atau menempel. Setelah screen dan roll press berputar, baru masuklah bahan baku yang dikirim oleh screw conveyor ke ruang roll press dan dimulailah proses produksi. Pada saat bahan baku sudah masuk dan terjadi pengepressan, pellet keluar dari screen masih panjang-panjang. Pada tutup mesin press terdapat pisau yang berguna memotong pellet menjadi berukuran kecil-kecil. Pemotongan terjadi ketika screen masih berputar dan mengeluar hasil pengepressan yang berupa pellet. Setelah semua hasil prouksi terjadi, pellet jatuh kebawah ketempat bak penampungan ( Bucket Elevator ).
Screw conveyor                                               motor
                                                                                       bahan baku masuk
Press
Terjadi proses penekanan                                                         Hopper
pulley        v-bell
            Motor
                                                                                      hasil berupa pellet    
Bucket elevator
                                                                                    

Gambar 17. Skema Kerja Mesin Press
4.2Proses Produksi Berkesinambungan
Proses produksi ransum broiler starter menjadi bentuk pellet yang digunakan dalam kerjanya adalah proses produksi berkesinambungan. Proses produksi tersebut berlangsung mulai dari proses penggilingan bahan-bahan baku yang berbentuk butiran dan bertekstur kasar sampai dengan melewati serangkaian proses produksi berkesinambungan. Proses produksi dalam teknologi pengolahan pakan dapat dilakukan melauiproses produksi berkesinambungan (continuos process) dan proses produksi terputus-putus (intermiten process). Proses produksi berkesinambungan (continuos process) adalah proses produksi yang berlangsung secara terus-menerus yaitu mulai dari bahan datang sampai menghasilkan produk melalui satu rangkaian mesin processing. Sedangkan proses produksi terputus-putus(intermiten process) adalah suatu proses yang memproduksi produk secara terputus-putusmelalui setiap satu jenis mesin processing (batch machine) seperti penggunaan mixer atau pelleter saja untuk menghasilkan produk.
Ciri-ciri dari proses produksi berkesinambungan ialah produk yang dihasilkan dalam jumlah yang banyak, penyusunan peralatannya berdasarkan urutan pengerjaan produk yang dihasilkan dan bahan-bahan yang diproduksi dipindahkan dengan menggunakan handling yang fixed seperti conveyor (Assauri, 1980).
Skema rangkaian proses produksi berkesinambungan disajikan pada Gambar 18sedangkan rangkaian mesinproduksi terlihat pada Gambar 19.

Gambar 18. Skema Rangkaian Proses Produksi Berkesinambungan

Setiap bahan baku yang memiliki komposisi dalam jumlah besar yaitu jagung, bungkil kedelai, dedak padi, dan tepung ikan dimasukkan ke dalam hopper. Kemudian bahan-bahan tersebut diangkut melalui bucket elevator ke dalam mesin mixer, sedangkan bahan-bahan dengan komposisi dalam jumlah kecil seperti CaCO3, CPO, tepung tulang, premik dan tepung gaplek dimasukkan langsung ke dalam mesin mixer. Selanjutnya bahan-bahan tersebut mengalami proses pencampuran (mixing) selama 10 menit. Bahan-bahan yang telah melalui mixing dikeluarkan ke dalam surge bin dan diangkut melalui screw conveyor kemudian masuk ke dalam mesin pellet (Pelleter). Bahan-bahan yang telah masuk ke dalam mesin pellet mengalami proses pemampatan melalui suatu lubang yang disebut die dan proses penekanan sampai akhirnya terbentuk pellet. Pellet yang sudah terbentuk kemudian dialirkan melalui bucket elevator ke dalam pendingin (cooler). Pellet yang keluar dari cooler ditempatkan ke dalam karung goni yang kuat dan tahan bocor untuk menjaga mutu pellet, (Agustina Yulia,2005).


Keterangan :                  a. Hopper                    f. Pelleter
b. Bucket elevator       g. Bucket Elevator
            c. Mixer                       h. Cooler
d. Surge Bin
             e. Srew conveyor
Gambar 19. Rangkaian Mesin pada Proses Produksi Berkesinambungan

4.3 Perawatan di PT. AUSTASIA STOCKFEED :
Pada PT. AUSTASIA STOCKFEED ini pelaksanaan pekerjaan perawatan dibagi menjadi dua cara yaitu :
1        Perawatan yang direncanakan (Planned Maintenance).
2        Perwatan yang tidak direncanakan (Unplaaned Maintenance).
1.Perawatan yang direncanakan (Planned Maintenace)
Perawatan yang direncanakan (Planned Maintenace) pada standar perawatan mesin press di PT. AUSTASIA STOCKFEED ini adalah sebagai berikut :
1.1.Perawatan Harian
Adapun yang dilakukan dalam perawatan harian adalah:
a.       Membersihkan tutup mesin press dari material- material yang menempel pada dinding dalam tutup press. Adapun material yang menempel pada dinding biasanya berupa kerak-kerak hasil pengepressan.
b.      Membersihkan bagian dalam screen yang masih ada material bahan baku.
c.       Mengecek roll press karena ada kemungkinan roll press kendor. Apabila roll press kendur maka dikencangkan kembali hingga menempel pada screen.
d.      Memberikan grease pada bearing agar bearing lancar dan tidak panas.
Pemberian grease ini bertujuan agar bearing dapat bekerja dengan baik dan sedikit mengurangi kerusakan pada bearing.

1.2.Perawatan Bulanan
Perawatan bulanan ini dilakukan untuk penggantian spare part dan pengecekan pada mesin press, antara lain :
Ø  Perawatan 4 bulanan diantaranya :
a.         Pemeriksaan kinerja bearing.
Pemeriksaan ini bertujuan apakah bearing masih bagus atau tidak pada saat digunakan dalam proses produksi. Apabila bearing rusak maka diganti dengan bearing yang baru.
b.         V-belt, periksa kontruksinya dan kekencangannya.
Untuk pemeriksaan kontruksi dapat dilihaat dari fisik v-belttersebut, apabila v-belt terlihat ada retakan, berubah bentuk, aus,terkena gemuk (grease). Jika ditemukan kerusakan maka harus diganti dengan baru. Adapun dalam memeriksa kekencangannya dapat dilakukan dengan cara memberikan tekanan pada v-belt sebesar 10 kg.
c.         Roll Press, periksa keausanya.
Untuk pemeriksaan roll press dapat dilihat dari tebal atau tidaknya bagian luar roll press, apabila roll press mengalami keausan maka roll press diganti dengan yang baru.
Perawatan besar yang dilakukan setiap 4 bulan adalah penggantian roll press, karena roll press mengalami keausan akibat pengepresan atau gesekan terhadap screen. Seperti gambar di bawah ini roll press mengalami keausan.
Gambar 20. Roll Press mengalami keausan
Ø  Perawatan 12 bulanan
a.         Penggantian v-belt
Penggantian v-belt ini dilakukan karena v-belt telah aus/retak. Penggantian bertujuan untuk menjaga agar kondisi kerja mesin dapat optimal kembali.

b.Perawatan yang tidak direncanakan (unplanned maintaenance)
Dan untuk perawatan yang tidak direncanakan pada PT. AUSTASIA STOCKFEED ini adalah sebagai berikut :

1. Perawatan Darurat (Emergency maintenance)
Adalah perkerjaan perbaikan yang harus segera dilakukan karena terjadi kemacetan atau kerusakan yang tidak terduga akibat overload pada mesin produksi pakan ternak. Contohnya pada saat produksi mesin press mengalami kemacetan yang diakibatkan material yang masuk terlalu banyak sehingga mesin press tiba-tiba tersendat. Maka mesin press dimatikan lalu dilakukan pengosongan material terhadap mesin press tersebut. Kemudian dihidupkan kembali mesin press dengan pengisian material yang sesuai agar mesin press tidak mengalami kemacetan kembali.
4.4   Sudi Kasus
Pada studi kasus ini didapat kerusakan yang terjadi pada roll pressyang diakibat karena adanya pergesekan antara kedua benda kerja yaitu screan yang sama – sama terbuat dari baja sehingga menyebabkan salah satu dari benda kerja mengalami keausan. Salah satunya adalah roll press, sehingga pada roll press mesti harus diganti dengan roll press yang baru. Diperusahaan PT. AUSTASIA STOCKFEEDroll press yang sudah aus dilakukan penambahan daging dengan cara roll press dilas secara memanjang sesuai dengan bentuk bawaan (awal) roll press tersebut. Tujuan dilakukannya penambahan daging tersebut agar dapat menghemat biaya pembelian sperk park, dikarenakan biaya pembelian roll press tersebut lumayan mahal.Dalam proses penambahan daging pada roll pressyang sudah haus dapat dilakukan secara berulang –ulang tanpa ada batasan sama sekali dalam penambahan daging pada roll press.
Adapunumur pemakaian padaroll pressmempunyai waktu pemakaian benda kerja sekitar 2440 jam kerja atau sekitar 4 bulan, sehingga roll press benar-benar mengalami keausan yang cukup parah. Pemakain roll press pada proses produksi di PT. AUSTASIA STOCKFEED dimulai dari jam 08.00 pagi dan proses produksi berhenti jam 03.00 pagi, Jadi waktu pemakaian hanya 20 jam kerja. Sehingga roll press sedikit mengurangi waktu keausannya dibandingkan dengan waktu pemakaian roll press 24 jam dalam proses produksi yang cepat membuat roll press mengalami keausan.
Dalamcara memperbaiki roll press yang sudah haus dapat dilakukan yaitu dengan cara memisahkan bagian komponen-komponen pada roll press seperti bearing,tutup bearing,as roll press dan komponen lainnya, kemudian ganti roll press dengan yang telah dibering penambahan daging atau yang jelasnya roll press yang telah aus dilas kembali,kemudian dirangkai kembali dan kemudian dipasang kemesin press.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar