BAB IPENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Perkembangan teknologi yang pesat merupakan faktor utama
dalam mempengaruhi kemajuan dunia industri. Seluruh kebutuhan hidup yang di
butuhkan baik kebutuhan primer, skunder, maupun tersier merupakan hasil
industri yang tidak lepas dari teknologi yang di terapkan pada dunia industri.
Di berbagai belahan dunia terdapat berbagai industri dari taraf nasional sampai
dengan taraf internasional. Begitu pula di negeri ini berbagai macam industri
telah berdiri dan berkembang yang bertujuan dalam hal pemenuhan kebutuhan
hidup, sehingga tercapai kebutuhan kemakmuran masyarakat indonesia. Perindustrian saat ini, dimana persaingan
antara perusahaan yang semakin tinggi, dimana perusahaan dituntut agar efektif dan efisien dengan memanfaatkan
Sumber Daya Manusia dan teknologi yang canggih agar tujuan yang telah ditetapkan
dapat terpenuhi dengan baik. Pihak Perguruan Tinggi sebagai penghasil tenaga-tenaga
yang professional memprogramkan
sistem magang
atau kerja praktik kepada setiap mahasiswa di industri-industri yang potensial untuk
dapat menerima transfer teknologi dan menyerap sebanyak-banyaknya informasi teknologi
yang telah ada dan berkembang pada zaman ini.
Hal-hal
yang dapatdipelajariolehmahasiswapesertakerjapraktikpadaperusahaan proses
produksisangatbanyakdanberagam, antara lain
melibatkankegiatanproduksipemeliharaan (maeintenance) yang dilakukanolehmahasiswatersebut. Proses
produksidarimesin-mesin yang dioperasikan yang
memerlukanperawatan-perawatandanmenggunakanenergidarI proses
operasimesintersebutsalahsatunyaadalahmesin press.
1.2TujuanKerjaPraktik
Tujuan
yang hendakdicapaipadapelaksanaankerjapraktik industry pada PT.AUSTASIA
STOCKFEEDLampung Selatan adalah:
Dapatmengetahuiperawatandan sistem kerja mesin press pada
PT. AUSTASIA STOCKFEED Lampung Selatan serta dapatmengetahuibagian-bagiandarimesin press. Penulisanmemilihmasalahperawatandan
system kerja press adalahuntukdapatmengetahuibagaimanacaraperawatan
(maintenance), dansekaligusdapatmengetahuibagaimanacaraperbaikanpadasebuahmesin
press.
1.3BatasanMasalah
Penulisanhanyamembatasimasalahpadaperawatan
(maintenance) press jenis DT PELLETIZING (FRM-PR-11-02-PL) padaPabrik
Perusahaan yang ada di PT. AUSTASIA STOCKFEED Jl. Ir. Sutami Km.18,2
DesaTanjungBintang, Lampung Selatan.
1.4SistematikaPenulisan
Sistematikapenulisan
yang digunakandalampenyusunanLaporanKerjaPraktekiniadalahsebagaiberikut :
I. Pendahuluan
Pendahuluan berisikan latar belakang pelaksanaan kerja
praktek, tujuan pelaksanaan, batasan masalah yang diambil sebagai bahasan utama
dalam laporan kerja praktik, dan sistematika penulisan laporan yang digunakan.
II. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka berisikan landasan teori dari
kepustakaan tentang mesin produksi yang dianggap mendukung terhadap batasan
masalah. Dalam Bab ini membahas perawatan pada mesin press, komponen peralatan,
dan cara kerja.
III. Metode Kerja Praktek
Dalam bab ini berisikan tentang metode, pengenalan dan
observasi, wawancara, studi literatur, pengfumpulan data, tempat dan waktu
pelaksanaan.
IV. Pembahasan
Berisikan tentang masalah perawatan
padamesin press, yaitu : pengertiandanfungsiperawatan,jenis-jenisperawatan,
perawatanharian, perawatanmingguan, bulanandantahunan, kerusakan-kerusakan yang
seringterjadisertacaraperbaikanya.
V. Penutup
Berisikan tentang kesimpulan dan saranpadaPT. AUSTASIA STOCKFEED TanjungBintang,
Lampung Selatan.
VI. Daftar Pustaka
Daftar pustaka memuat referensi yang digunakan dalam
menyalesaikan laporan kerja praktek.
VII. Lampiran
Lampiran berisikan profil perusahaan dan data-data lain
yang mendukung laporan kerja praktek.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Pengertian Perawatan(maintenance)
Perawatan disuatu
industri merupakan salah satu faktor yang penting dalam mendukung suatu proses
produksi yang mempunyai daya saing di pasaran. Produk yang dibuat industri
harus mempunyai hal-hal berikut:
a.
Kualitas
baik
b.
Harga
pantas
c. Di produksi dan diserahkan ke konsumen dalam waktu yang cepat.
Oleh karena itu proses
produksi harus didukung oleh peralatan yang siap bekerja setiap saat dan
handal. Untuk mencapai hal itu maka peralatan-peralatan penunjang proses
produksi ini harus selalu dilakukan perawatan yang teratur dan terencana.Secara
skematik, program perawatan di dalam suatu industri bisa dilihat pada gambar:
Gambar1.BaganProgram Perawatan
Dalam
hal teknik perawatan (Pemeliharaan), yang dimaksud dengan perawatan itu sendiri
adalah suatu usaha untuk memelihara suatu fasilitas (peralatan), sedangkan yang
dimaksud dengan perawatan adalah suatu usaha bagian dari pemeliharaan yang
dilakukan secara rutin (periodic)
untuk mencegah terjadinya kerusakan yang terjadi pada mesin, agar mesin dapat
berumur panjang.
Dalam masalah perawatan ini perlu diperhatikan bahwa
sering terjadi dalam suatu perusahaan kurang diperhatikan di bidang
perawatannya atau maintenance ini. Ada
dua jenis perawatan yaitu perawatan Pemeliharaan Rutin (Periodic) dan Pemeliharaan Pencegahan (Preventive Maintenance). Pemeliharaan rutin yaitu suatu pekerjaan
yang menjaga kondisi suatu benda secara umum dilakukan secara rutin (Periodic), sedangkan pemeliharaan
pencegahan dilakukan untuk menjaga kinerja dari suatu alat sehingga dapat
memprediksi jika terjadi suatu masalah dengan alat tersebut,
(Corder,A. 1988)
2.2
Tujuan Perawatan
Tujuan utama dari perawatan (Pemeliharaan) yaitu :
1.
Untuk
menjaga kinerja dari kegunaan suatu alat (fasilitas).
2.
Untuk
menjamin ketersediaan peralatan yang dipasang.
3.
Untuk
mengurangi kerusakan yang tidak wajar.
4.
Untuk
menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang di butuhkan
oleh produkitu sendiri.
5.
Untuk
menjamin keselamatan orang yang menggunakan pralatan tersebut.
2.3 Perawatan (maintenance)
Dalam
perawatan mesin press, ada beberapa kegiatan-kegiatan dalam perawatan meliputi
kegiatan :
Pengecekan
atau inspeksi, dan perbaikan atau pergantian unit. Dengan kegiatan perawatan
rutin ini, diharapkan fasilitas atau perawatan industri dapat digunakan untuk
proses produksi dalam jangka waktu tertentu yang direncanakan.
Ada
beberapa tujuan utama dari kegiatan maintenance, dianataranya:
1. Kemampuan
berproduksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana produksi.
2. Menjaga
kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh produk
dalam pemasaran.
3. Untuk
membantu menghasilkan pendapatan terhadap modal yang diinvestasikan dalam
perusahaan selama jangka waktu yang ditentukan, sesuai dengan kebijakan
perusahaan mengenai hasil investasi tersebut.
4. Untuk
mencapai tingkat biaya maintenance serendah
mungkin dengan melaksanakan kegiatan maintenance
secara efektif dan efisien.
5. Menjadikan
suatu kerja sama yang erat dengan fungsi-fungsi utama lainnya dari suatu
perusahaan, dalam rangka mencapai tujuan utama perusahaan yaitu tingkat
keuntungan atau return of investment tinggi
dengan biaya rendah.
Secara
skematik pembagian perawatan bisa dilihat pada gambar berikut :
Gambar2.Skema Perawatan (Pemeliharaan) (Corder dan Hadi, 1988)
2.4 Bentuk-Bentuk Perawatan
Adapun
beberapa bentuk-bentuk dari perawatan umum adalah sebagai berikut :
a. Perawatan
Preventif (Preventive Maintenance)
Adalah pekerjaan perawatan yang
bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan, atau cara perawatan yang
direncanakan untuk pencegahan (preventif).
Lingkup pekerjaan preventif termasuk: inspeksi, perbaikan kecil, pelumasan dan
penyetelan, sehingga peralatan atau mesin-mesin selama beroperasi terhindar
dari kerusakan.
b. Perawatan Korektif
Adalah pekerjaan perawatan yang
dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi fasilitas/peralatan
sehingga mencapai standar yang dapat diterima. Dalam perbaikan dapat dilakukan
peningkatan-peningkatan sedemikian rupa, seperti melakukan perubahan atau
modifikasi rancangan agar peralatan menjadi lebih baik.
c. Perawatan
Berjalan
Dimana
pekerjaan perawatan dilakukan ketika fasilitas atau peralatan dalam keadaan
bekerja. Perawatan berjalan diterapkan pada peralatan-peralatan yang harus
beroperasi terus dalam melayani proses produksi.
d. Perawatan Prediktif
Perawatan
prediktif ini dilakukan untuk mengetahui
terjadinya perubahan atau kelainan dalam kondisi fisik maupun fungsi dari
sistem peralatan. Biasanya perawatan prediktif dilakukan dengan bantuan panca
indra atau alat-alat monitor yang canggih.
e. Perawatan Setelah Terjadi Kerusakan (Breakdown
Maintenance)
Pekerjaan
perawatan dilakukan setelah terjadi kerusakan pada peralatan, dan untuk
memperbaikinya harus disiapkan suku cadang, material, alat-alat dan tenaga
kerjanya.
f. Perawatan Darurat (Emergency Maintenance)
Adalah
pekerjaan perbaikan yang harus segera dilakukan karena terjadi kemacetan atau
kerusakan yang tidak terduga,(Corder,A.
1988)
2.5 Pengertian Mesin Press
Mesin
press adalah sebuah alat yang
dirancang untuk mengepress atau memadatkan campuran berbagai bahan untuk
pembuatan pellet pakan ternak, hasil cetakan pada umumnya berbentuk tabung (slinder) yang berukuran kecil-kecil.
Kemudian hasil dari press tersebut yang sudah dibungkus dan disebar kedaerah-daerah.
Mesin pencetak pakan ternak (Press)
merupakan alat pembuatan pellet makanan ternak yang diproduksi sesuai dengan
kebutuhan makanan hewan ternak. Mesin ini dibuat khusus untuk membuat makanan
pellet yang bahan pakannya dari tepung ikan, jagung kuning, dedak padi, CPO (crude palm oil), CaCO3, Tepung Tulang, Premik, dan Gaplek. Mesin press ini mampu menghasilkan 0,9 ton dalam waktu 1
jam selama proses produksi berlangsung.
Gambar
3. Mesin Press pakan ternak
2.6Komponen
Utama Press Pellet
Pada mesin pressDT
PELLETIZING (FRM-PR-11-02-PL)
terdapat beberapa komponen utama yang sangat menentukan banyaknya hasil
produksi. Beberapa komponen tersebut adalah motor listrik, bantalan ( bearing ), poros AS dudukan bearing, tutup
bearing dan klaim, roll press, ring press, belt dan pully.
2.6.1 Motor Listrik
Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetik
yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Motor listrik 40 hp dengan
putaran 3000 rpm digunakan sebagai penggerak mesin press, yang putarannya dihubungkan dengan menggunakan bantuan sabuk
V(belt)
dan pulleyuntuk mentramisikan putaran
motor listrik.
Gambar 4. Motor listrik
Daya Motor : 40 Hp
Putaran :
3000 Rpm
2.6.2 Bantalan (bearing)
Bantalan merupakan salah satu bagian dari elemen mesin
yang memegang peranan cukup penting, karena fungsi dari bantalan yaitu untuk
menumpu sebuah poros agar poros dapat berputar tanpa mengalami gesekan yang
berlebihan. Bantalan harus cukup kuat untuk memungkinkan poros serta elemen
mesin lainnya bekerja dengan baik.
Gambar 5. Bearing
2.6.3 Poros AS dudukan Roll
Poros As merupakan alat bantu tumpuan pada bearing dan
roll press sehingga bearing dapat berputar dengan baik. Poros AS ini juga
dirancang berfungsi sebagai penyetel rapat atau longgarnya antara roll press
dan ring press.
Gambar 6. Poros AS dudukan roll
2.6.4
Ring Key, Mur AS, dan Pelindung Bearing
Pada ring key dan mur AS sama berfungsi sebagai pengunci.
pada ring key digunakan pada saat mur ASmengunci poros as yang disatukan dengan
bering. Sedangkan pelindung bearing digunakan untuk melindungin bearing dari
poros AS agar bearing tidak rusak.
Gambar 7. Ring Key, Mur AS, dan Pelindung Bearing
2.6.5 Tutup bearing dan Klaim
Tutup bearing berfungsi sebagai penghalang masuknya bahan
baku pakan ternak yang masuk ke dalam
bearing yang dapat membuat bearing kotor atau macet. Sedangkang klaim berfungsi
sebagai pengancing tutup bearing agar tidak jatuh saat beroperasi.
Gambar 8. Tutup bearing dan Klaim
2.6.6 Roll Press
Roll press merupakan alat yang berfungsi sebagai penekan
atau penggiling bahan baku pakan terhadap ring press. Dimana roll press
berputar dengan bersamaannya screen
sehingga bahan baku ditekan hingga menjadi pellet.
Gambar 9. Roll Press
2.6.7 Screen
Screen adalah
alat yang sangat berperan penting dalam pembuatan pellet dimana alat ini
sebagai pecetak atau pembentuk dari bahan baku menjadi pellet. Screen mempuyai dua ukuran dalam
pencetakannya, untuk pellet makanan unggas mempuyai ukuran lubang sebesar 2 mm
dan 3 mm sedangkan untuk pellet makanan sapi mempuyai ukuran lubang sebesar 5
mm.
Gambar 10. Screen
2.6.8 V-Belt
Sabuk atau belt terbuat
dari karet dan mempunyai penampung trapesium. Tenunan, teteron dan semacamnya
digunakan sebagai inti sabuk untuk membawa tarikan yang besar. Sabut V
dibelitkan pada alur puli yang berbentul V. Belt
digunakan sebagai transmisi penerus gerakan putaran dari motor listrik ke
puly.
Gambar 11. V-Belt
2.6.9 Pulley
Pulley V-belt merupakan
salah satu elemen mesin yang berfungsi untuk mentramisikan daya seperti sporket
rantai dan roda gigi. Pulley berbentuk bulat dengan ketebalan tertentu,
dan di bagian tengahnya terdapat lubang poros. Pulley pada umumnya dibuat dari besi cor, namun ada pula yang
terbuat dari besi cor dan ada pulayang terbuat dari baja.
Gambar 12. Pulley
2.6.10 Panel Kontrol Mesin Press
Pada panel kontrol ini terdapat beberapa tombol yang di
gunakan untuk menghidupkan dan mematikan mesin press, dan terdapat juga alat ukur banyaknya bahan baku yang masuk
ke dalam mesin press.
2.7
Proses Penggilingan
Proses
penggilingan merupakan salah satu proses penyeragaman ukuran partikel melalui
penggunaan screen untuk mengurangi ukuran partikel menjadi lebih halus.
Bahan baku yang berbentuk butiran (kasar), yaitu jagung dan bungkil kedelai, digiling
dengan menggunakan mesin semi fixed hammer mill dengan ukuran screenyang
berbeda. Ukuran screen yang digunakan adalah 2, 3 dan 5 mm. Sedangkan
bahan baku yang berbentuk tepung (halus) tidak dilakukan penggilingan. Hammermill
dan screen yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 14 dan 15.
Gambar
14. Mesin
Penggilingan (Semi Fixed Hammer Mill)
Gambar
15. Screen pada
Semi Fixed Hammer Mill
Ukuran
partikel merupakan salah satu parameter yang dapat digunakan untuk mengetahui
pengaruhnya terhadap sifat fisik dan proses produksi pellet. Ukuran screen
yang digunakan pada mesin giling adalah diameter pada masing-masing lubang
saringan yang dapat berukuran 2, 3 atau 5 mm. Semakin besar diameter lubang
tersebut maka semakin kasar partikel bahan yang lolos saringan. Oleh karena
itu, ukuran partikel jagung dan bungkil kedelai semakin kasar antar perlakuan
sehingga ukuran partikel mash antar perlakuan juga semakin kasar.
Perbedaan ukuran partikel mash dapat mempengaruhi kelancaran proses
produksi yang pada akhirnya akan mempengaruhi ukuran partikel dan kualitas
fisik pellet,(Agustina Yulia,2005).
2.8Pengertian Pelleting
Pelleting adalah
proses pembuatan pakan berbentuk tepung (mash) yang dipadatkan dan ditekan
dengan menggunakan roller dan dimampatkan melalui lubang silinder yang
disebut die, sehingga dapat menghasilkan pakan bentuk pellet.
Proses pemadatan dan pemampatan ditentukan oleh desain
pemasangan roller dan die. Beberapa variabel yang mempengaruhi
proses pembuatan pellet yaitu karakteristik bahan baku meliputi formulasi
ransum, keseragaman, ukuran partikel, kadar air dan kehalusan gilingan sedangkan
faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pembuatan pellet antara lain,(Thomas
dan Van Der Pool, 1997) :
Rasio antara diameter dan panjang lubang die
a. Kecepatan perputaran ring lubang die.
b. Kecepatan aliran bahan baku.
c. Kerapatan tumpukan, kerapatan pemadatan, dan penekanan
pada lubang
die.
d. Komposisi kandungan zat makanan
e Temperatur dalam ruang mesin pellet.
f. Kelembaban lingkungan.
Pellet memilikibeberapa
keuntungan, yaitu:
1.
Pellet
lebih mudah diangkut ke dalam conveyor
dan tidak berubah bentukfisiknya pada saat dikeluarkan dari silo bila
dibandingkan dengan ransum bentuktepung.
2.
Densitas
(bulky density) pellet pada umumnya lebih tinggi daripada bentuktepung
sehingga mudah dibawa oleh truk.
3.
Komposisi
pellet lebih padat pada saat dicampurkan dan campuran bahan-bahannyatidak
berubah.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Metode
Dalam
melaksanakan kerja praktik di PT. AUSTASIA STOCKFEED, maupun dalam penyusunan
laporan, penulis menggunakan metode-metode sebagai berikut:
3.2 Pengenalan dan
Observasi
Pengenalan
dan observasi adalah suatu cara untuk mengetahui proses yang terjadi di dalam
perusahaan, seperti :
a. Pengenalan
lingkungan perusahaan.
b. Mengamati
proses-proses pembuatan pellet pakan ternak secara umum.
c. Mengamati
proses sistem kerja press pakan ternak yang nantinya akan diperoleh data-data
pengamatan.
3.3 Wawancara
Wawancara dilakukan terhadap pembimbing kerja praktik,
serta staf-staf pemeliharaan atau perawatan pada PT. AUSTASIA STOCKFEED. Yang
banyakmemberikan pemahaman mengenai proses sistem kerja press pakan ternak
serta perawatan dan komponen-komponennya.
3.4 Studi Literatur
Studi
literatur dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mengambil data pada literatur
yang ada di perusahaan mengenai obyek yang akan diamati,seperti sistem kerja
press pakan ternak, pengambil gambar, layout dan lain-lain. Serta buku-buku di
perusahaan dan Universitas Lampung yang mendukung dalam penyusunan laporan.
3.5 Pengambilan Data
Data
yang digunakan diambil dari data pengamataan proses secara langsung di lokasi
kerja praktik di PT. AUSTASIA STOCKFEED.
3.6 Tempat dan Waktu
Pelaksanaan Kerja Praktik
Kerja
Praktek ini dilaksanakan selama 30 hari kerja efektif, dimulai pada tanggal 4 Juli
– 5 Agustus 2011 di PT. AUSTASIA STOCKFEEDJl. Ir. Sutami Km.18,2 Desa Tanjung
Bintang, Lampung Selatan.
3.7 Alur Proses
Pengambilan Data
Mulai
|
Pengololah
Data Yang Teldikipulkan
|
Selesai
|
1.
Pengenalan
lingkungan perusahaan
2. Mengamati
sistem kerja Press pakan ternak
|
Pengumpulan
data
|
Data
|
1. Memperoleh Hasil dan Pembahasan.
2.
Memperoleh Kesimpulan
|
Gambar
16. diagram proses pengambilan data
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam
pembahasan ini diperlukan data-data yang mendukung untuk kelengkapan pembahasan
dan penganalisaan. Data-data tersebut diperoleh melalui pengamatan dan
penganalisaan terhadap mesin press tersebut, mengadakan
wawancara, tanya jawab dan diskusi langsung dengan pembimbing, mempelajari
sistematika alur produksi melalui komputer dan kontrol panel di ruang
pembimbing atau karyawan, serta mencatat spesifikasi yang terdapat pada
nameplate mesin untuk mengetahui sistem pengoperasian masing-masing mesin.
4.1 Cara Kerja Mesin Press
Spesifikasikasi
Mesin Press Pakan Ternak
-
Motor listrik 40 Hp = 3000 rpm
-
V-
belt =
24 buah
-
Diameter Screen =
600 mm
-
Diameter Ring press =
250 mm
-
Kapasitas press =
0.9 ton/jam
-
Lebar cassing =
600 mm
-
Panjang cassing =
2200 mm
-
Tinggi cassing = 1800 mm
Adapun cara kerja dari mesin press dimulai dari motor listrik yang memutarkan puli kemudian
putaran tersebut diteruskan oleh v-belt
ke puli bagian mesin press, yang
pulinya tersebut terhubung dengan bagian screen.
Ketika screen berputar maka rollpress ikut berputar juga dikarenakan
screen dan roll press saling bersentuhan atau menempel. Setelah screen dan roll press berputar, baru masuklah bahan
baku yang dikirim oleh screw conveyor ke
ruang roll press dan dimulailah proses produksi. Pada saat bahan baku sudah
masuk dan terjadi pengepressan, pellet
keluar dari screen masih
panjang-panjang. Pada tutup mesin press
terdapat pisau yang berguna memotong pellet
menjadi berukuran kecil-kecil. Pemotongan terjadi ketika screen masih berputar dan mengeluar
hasil pengepressan yang berupa pellet.
Setelah semua hasil prouksi terjadi, pellet
jatuh kebawah ketempat bak penampungan (
Bucket Elevator ).
Screw conveyor
motor
bahan
baku masuk
Press
|
pulley v-bell
Motor
hasil
berupa pellet
Bucket
elevator
|
Gambar
17. Skema Kerja Mesin Press
4.2Proses Produksi
Berkesinambungan
Proses
produksi ransum broiler starter menjadi bentuk pellet yang
digunakan dalam kerjanya adalah proses produksi berkesinambungan. Proses
produksi tersebut berlangsung mulai dari proses penggilingan bahan-bahan baku
yang berbentuk butiran dan bertekstur kasar sampai dengan melewati serangkaian
proses produksi berkesinambungan. Proses produksi dalam teknologi pengolahan
pakan dapat dilakukan melauiproses produksi berkesinambungan (continuos process) dan proses produksi
terputus-putus (intermiten process). Proses produksi berkesinambungan (continuos process) adalah proses
produksi yang berlangsung secara terus-menerus yaitu mulai dari bahan datang
sampai menghasilkan produk melalui satu rangkaian mesin processing.
Sedangkan proses produksi terputus-putus(intermiten
process) adalah suatu proses yang memproduksi produk secara terputus-putusmelalui
setiap satu jenis mesin processing (batch
machine) seperti penggunaan mixer atau pelleter saja untuk
menghasilkan produk.
Ciri-ciri
dari proses produksi berkesinambungan ialah produk yang dihasilkan dalam jumlah
yang banyak, penyusunan peralatannya berdasarkan urutan pengerjaan produk yang
dihasilkan dan bahan-bahan yang diproduksi dipindahkan dengan menggunakan handling
yang fixed seperti conveyor (Assauri, 1980).
Skema
rangkaian proses produksi berkesinambungan disajikan pada Gambar 18sedangkan
rangkaian mesinproduksi terlihat pada Gambar 19.
Gambar
18. Skema Rangkaian Proses Produksi Berkesinambungan
Setiap
bahan baku yang memiliki komposisi dalam jumlah besar yaitu jagung, bungkil
kedelai, dedak padi, dan tepung ikan dimasukkan ke dalam hopper.
Kemudian bahan-bahan tersebut diangkut melalui bucket elevator ke dalam
mesin mixer, sedangkan bahan-bahan dengan komposisi dalam jumlah kecil
seperti CaCO3, CPO, tepung tulang, premik dan tepung gaplek dimasukkan langsung
ke dalam mesin mixer. Selanjutnya bahan-bahan tersebut mengalami proses
pencampuran (mixing) selama 10 menit.
Bahan-bahan yang telah melalui mixing dikeluarkan ke dalam surge bin dan
diangkut melalui screw conveyor kemudian masuk ke dalam mesin pellet (Pelleter).
Bahan-bahan yang telah masuk ke dalam mesin pellet mengalami proses
pemampatan melalui suatu lubang yang disebut die dan proses penekanan
sampai akhirnya terbentuk pellet. Pellet yang sudah terbentuk kemudian
dialirkan melalui bucket elevator ke dalam pendingin (cooler). Pellet
yang keluar dari cooler ditempatkan ke dalam karung goni yang kuat
dan tahan bocor untuk menjaga mutu pellet, (Agustina Yulia,2005).
Keterangan
: a. Hopper f. Pelleter
b. Bucket elevator g. Bucket Elevator
c. Mixer h. Cooler
d. Surge Bin
e. Srew
conveyor
Gambar
19. Rangkaian Mesin pada Proses Produksi Berkesinambungan
4.3 Perawatan di PT. AUSTASIA STOCKFEED :
Pada
PT. AUSTASIA STOCKFEED ini pelaksanaan pekerjaan perawatan dibagi menjadi dua
cara yaitu :
1
Perawatan yang
direncanakan (Planned Maintenance).
2
Perwatan yang tidak
direncanakan (Unplaaned Maintenance).
1.Perawatan
yang direncanakan (Planned Maintenace)
Perawatan
yang direncanakan (Planned Maintenace)
pada standar perawatan mesin press di PT. AUSTASIA
STOCKFEED ini adalah sebagai berikut :
1.1.Perawatan Harian
Adapun yang dilakukan dalam
perawatan harian adalah:
a. Membersihkan
tutup mesin press dari material- material yang menempel pada dinding dalam
tutup press. Adapun material yang menempel pada dinding biasanya berupa
kerak-kerak hasil pengepressan.
b. Membersihkan
bagian dalam screen yang masih ada material bahan baku.
c. Mengecek
roll press karena ada kemungkinan roll press kendor. Apabila roll press kendur
maka dikencangkan kembali hingga menempel pada screen.
d. Memberikan
grease pada bearing agar bearing lancar dan tidak panas.
Pemberian
grease ini bertujuan agar bearing dapat bekerja dengan baik dan sedikit
mengurangi kerusakan pada bearing.
1.2.Perawatan Bulanan
Perawatan
bulanan ini dilakukan untuk penggantian spare
part dan pengecekan pada mesin press, antara lain :
Ø Perawatan
4 bulanan diantaranya :
a.
Pemeriksaan kinerja bearing.
Pemeriksaan ini bertujuan
apakah bearing masih bagus atau tidak pada saat digunakan dalam proses
produksi. Apabila bearing rusak maka diganti dengan bearing yang baru.
b.
V-belt, periksa
kontruksinya dan kekencangannya.
Untuk pemeriksaan kontruksi
dapat dilihaat dari fisik v-belttersebut,
apabila v-belt terlihat ada retakan,
berubah bentuk, aus,terkena gemuk (grease).
Jika ditemukan kerusakan maka harus diganti dengan baru. Adapun dalam
memeriksa kekencangannya dapat dilakukan dengan cara memberikan tekanan pada v-belt sebesar 10 kg.
c.
Roll Press, periksa keausanya.
Untuk pemeriksaan roll press
dapat dilihat dari tebal atau tidaknya bagian luar roll press, apabila roll
press mengalami keausan maka roll press diganti dengan yang baru.
Perawatan
besar yang dilakukan setiap 4 bulan adalah penggantian roll press, karena roll
press mengalami keausan akibat pengepresan atau gesekan terhadap screen.
Seperti gambar di bawah ini roll press mengalami keausan.
Gambar
20. Roll Press mengalami keausan
Ø Perawatan
12 bulanan
a.
Penggantian v-belt
Penggantian
v-belt ini dilakukan karena v-belt telah aus/retak. Penggantian
bertujuan untuk menjaga agar kondisi kerja mesin dapat optimal kembali.
b.Perawatan
yang tidak direncanakan (unplanned
maintaenance)
Dan
untuk perawatan yang tidak direncanakan pada PT. AUSTASIA
STOCKFEED ini adalah sebagai berikut :
1. Perawatan Darurat (Emergency maintenance)
Adalah
perkerjaan perbaikan yang harus segera dilakukan karena terjadi kemacetan atau
kerusakan yang tidak terduga akibat overload pada mesin produksi pakan ternak.
Contohnya pada saat produksi mesin press mengalami kemacetan yang diakibatkan material
yang masuk terlalu banyak sehingga mesin press tiba-tiba tersendat. Maka mesin
press dimatikan lalu dilakukan pengosongan material terhadap mesin press
tersebut. Kemudian dihidupkan kembali mesin press dengan pengisian material
yang sesuai agar mesin press tidak mengalami kemacetan kembali.
4.4 Sudi Kasus
Pada
studi kasus ini didapat kerusakan yang terjadi pada roll pressyang diakibat karena adanya pergesekan antara kedua benda
kerja yaitu screan yang sama – sama terbuat
dari baja sehingga menyebabkan salah satu dari benda kerja mengalami keausan.
Salah satunya adalah roll press,
sehingga pada roll press mesti harus
diganti dengan roll press yang baru. Diperusahaan PT. AUSTASIA STOCKFEEDroll press yang sudah aus dilakukan
penambahan daging dengan cara roll press dilas secara memanjang sesuai dengan
bentuk bawaan (awal) roll press
tersebut. Tujuan dilakukannya penambahan daging tersebut agar dapat menghemat
biaya pembelian sperk park, dikarenakan
biaya pembelian roll press tersebut
lumayan mahal.Dalam proses penambahan daging pada roll pressyang sudah haus dapat dilakukan secara berulang –ulang
tanpa ada batasan sama sekali dalam penambahan daging pada roll press.
Adapunumur
pemakaian padaroll pressmempunyai
waktu pemakaian benda kerja sekitar 2440 jam kerja atau sekitar 4 bulan,
sehingga roll press benar-benar mengalami keausan yang cukup parah. Pemakain
roll press pada proses produksi di PT. AUSTASIA STOCKFEED dimulai dari jam
08.00 pagi dan proses produksi berhenti jam 03.00 pagi, Jadi waktu pemakaian
hanya 20 jam kerja. Sehingga roll press sedikit mengurangi waktu keausannya
dibandingkan dengan waktu pemakaian roll press 24 jam dalam proses produksi
yang cepat membuat roll press mengalami keausan.
Dalamcara
memperbaiki roll press yang sudah haus dapat dilakukan yaitu dengan cara
memisahkan bagian komponen-komponen pada roll press seperti bearing,tutup
bearing,as roll press dan komponen lainnya, kemudian ganti roll press dengan
yang telah dibering penambahan daging atau yang jelasnya roll press yang telah
aus dilas kembali,kemudian dirangkai kembali dan kemudian dipasang kemesin press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar