Jumat, 27 November 2015

CONTOH PENDAHULUAN LAPORAN KP DI PT GUNUNG MADU PLANTATION



BAB I
PENDAHULUAN
1.1.         Latar Belakang
Di indonesia ini terdapat berbagai macam perusahaan yang bergerak dibidang industri. Salah satunya adalah industri yang bergerak dibidang perkebunan tebu yang mengolah bahan baku (tebu) yaitu PT. Gunung Madu Plantation, perusahaan ini termasuk produsen yang cukup besar dalam memenuhi kebutuhan gula di indonesia. Perusahaaan ini berkembang seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan jumlah konsumen yang semakin besar akan kebutuhan gula di Indonesia. Sehingga untuk untuk memperoleh hasil produksi gula yang baik dan berkualitas tinggi maka PT. Gunung Madu Plantation membentuk beberapa macam departemen untuk membantu kelancaran produksi gula.

1.2.          Tujuan Praktek Kerja Industri
Adapun tujuan dan manfaat yang hendak dicapai dari pelaksanaan Kerja Praktek Industri di PT. Gunung Madu Plantation ini sebagai berikut :
1.      Untuk melengkapi program studi pembelajaran dari kampus Politeknik Lembaga Pendidikan Perkebunan
2.      Menambah wawasan dan pengetahuan akan komponen-komponen dan fungsi pada mesin produksi, khususnya pada proses industri gula
3.      Mengetahui bagaimana cara pengolahan tebu mulai dari bahan baku hingga menjadi bahan jadi.
4.      Memahami sistim penggerak mula ( prime mover )di milling station dari steam turbine, 1st /2nd  Red. GearBox hingga Final Gear




1.3.         Waktu dan Tempat Kerja Praktek
Praktek kerja industri ini dilaksanakan di PT. Gunung Madu Plantations, KM 90 Gunung Batin Baru, Terbanggi Besar, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung. Mulai dari tanggal 2 Juli – 31 Juli 2012. Dimulai dari pukul 07:30 s/d 16:00.

1.4.         Metodologi Penyusunan Laporan PKL
Laporan ini disusun dengan metode brain storming dari 4 orang mahasiswa yang melakukan Praktek Kerja Lapangan di pabrik gula PT. Gunung Madu Plantations, cara yang digunakan adalah dengan cara mengumpulkan data secara terperinci, lengkap dan jelas pada saat Praktek Kerja di lapangan sesuai dengan jadwal praktek yang telah diberikan oleh perusahaan dan di tambah dari buku-buku referensi data yang dipinjamkan oleh perusahaan.
Laporan ini disusun secara terbagi untuk dikerjakan dan didiskusikan secara bersama-sama, agar lebih mudah dipahami dan dimengerti secara terperinci untuk proses pengolahan tebu dari areal perkebunan hingga proses pengolahan tebu di pabrik gula secara keseluruhan.

1.5.         Batasan Masalah
Pada laporan ini penulis tidak mencantumkan masalah karena penulis hanya membahas tentang proses produksi gula yang ada di PT. Gunung Madu Plantations.





Kamis, 26 November 2015

(LAPORAN KERJA PRAKTEK )PROSES PEMBUATAN PROFIL RODA GIGI PAYUNG PADA MESIN FREIS LC-20 VHS NO:00300975 DI PT. GREAT GIANT PINEAPPLE TERBANGGI BESAR KM 77 LAMPUNG TENGAH





BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang

Dalam dunia Industri sekarang ini berkembang sangat pesat apalagi menuju era globalisasi, di mana setiap industri sekarang ini menuntut  suatu sistem dan kerja suatu alat yang baik dan layak dipakai untuk keperluan proses yang secara efektif dan efisien. Sehingga dalam hal ini pihak perguruan tinggi sebagai penghasil calon tenaga-tenaga yang profesional memberikan program sistem magang atau kerja praktek kepada setiap mahasiswa di perusahaan atau industry-industri yang potensial untuk dapat mengaplikasikan ilmu teknologi dan menyerap sebanyak-banyaknya informasi teknologi yang telah ada dan sedang berkembang.

Hal-hal yang yang dapat dipelajari oleh mahasiswa peserta kerja praktek pada perusahaan sangat banyak dan ragam. Mahasiswa kerja praktek dapat melihat berbagai macam kegiatan produksi dari proses, cara kerja, pemeliharaan atau maintenance yang dilakukan oleh perusahaan tersebut atau pun dapat melihat masalah-masalah secara teknis yang dihadapi oleh perusahaan sehubungan dengan pekerjaan tersebut. Dengan adanya berbagai macam peralatan mesin yang terdapat pada industri maka peserta kerja praktek memilih suatau masalah “proses pembuatan profil roda gigi payung pada mesin freis LC-20 VHS NO:00300975”  Sebagai judul  yang saya angkat di perusahaan PT. Great Giant Pineapple. Latar belakang penulisan suatu pemilihan masalah proses pembuatan roda gigi juga sangat dibutuhkan. Karena setiap mesin tidak lepas dari komponen-komponennya diantaranya adalah roda gigi.

Dalam hal ini yang menjadi tujuan utama penulisan adalah untuk mengetahui sistem proses pembuatannya sehingga akan menunjang mahasiswa  khususnya mahasiswa teknik mesin program mesin produksi. Dengan kerja praktek ini diharapkan mahasiswa sebagai calon tenaga kerja professional memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sangat dibutuhkan dalam perusahaan atau industri untuk kemajuan dan kesejahteraan.


1.2  Tujuan Kerja Praktek
Tujuan dari kerja praktek ini adalah sebagai berikut ;
  1. Mengenal prinsip kerja mesin – mesin produksi dalam dunia industri
  2. Menerapkan atau mengaplikasikan ilmu atau teori dalam perkuliahaan dengan dunia industri
  3. Membandingkan antara teori dan praktek
  4. Memahami tenteng proses pembuatan profil roda gigi payung khususnya di mesin (freis LC-20 VHS NO:00300975)


1.3  Batasan Masalah
Pada laporan ini penulis hanya membatasi permasalahan yaitu hanya membahas;

1.      Masalah tentang sistem kerja atau proses pembuatan profil roda gigi payung pada mesin freis model: LC-20 VHS No: 00300975 di PT GGP.
2.      Toleransi yang digunakan dalam proses pembuatan profil roda gigi di engineering (0,1-1,0 mm) dan sudutnya (1 -2 ).
3.      Kepala pembagi atau (dividing head) menggunakan perbandingan putaran gigi (1:40).
4.      Dalam menentukan ukuran-ukuran roda gigi payung yang digunakan hanya pada standar modul.
5.      Proses pengerasan benda kerja yang masih manual, tidak menggunakan mesin harden namun masih meggunakan arang kayu.
6.      Tidak menggunakan alat ukur suhu,namun hanya menggunakan jumlah arang kayu dan waktu yang digunakan dalam proses pengerasan.

1.4  Metode Kerja Praktek
Adapun metode yang dilakukan selama kerja praktek di PT.GGP diantaranya yaitu:

1.    Observasi (pengamatan)    
Observasi (pengamatan), dilakukan dengan mengamati proses pembuatan profil roda gigi payung secara langsung dan memeinta data mengenai proses pembuatan profil roda gigi payung. Dengan demikian diperoleh data-data serta hasil pengamatan yang akan digunakan dalam analisis.

2.      Wawancara dan diskusi
Wawancara dan diskusi, dilakukan kepada Ka,Sie selaku pembimbing kerja praktek di pabrik dan pembimbing di Fakultas Teknik Mesin Unila, serta karyawan di PT.GGP yang bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi tentang proses pembuatan profil roda gigi payung.

3.      Studi literatur
Studi literatur dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mengambil data pada literatur yang ada di perusahaan mengenai obyek yang akan diamati.

1.5 Sistematika Penulisan
Agar penulisan laporan ini tidak menyimpang dari tujuan dan judul maka sistematika penulisan sebagai berikut :

I PENDAHULUAN
Pada bab ini menguraikan tentang latar belakang, tujuan dan manfaat, batasan masalah serta sistematika penulisan.
 II TEORI DASAR
Berisikan landasan teori dari beberapa literatur yang mendukung pembahasan tentang studi kasus yang diambil, yaitu “Proses Pembuatan Profil Roda Gigi Payung Pada Mesin Freis LC-20 VHS NO:00300975.
 III METODOLOGI
Pada bab ini menjelaskan metode yang digunakan penulis dalam pelaksanaan kerja praktek. Beberapa tahap metode yang digunakan, yaitu pengamatan langsung, penentuan studi kasus, diskusi dan wawancara, studi literatur.

 IV DATA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini berisikan data-data yang diperlukan dan pembahasan tentang studi kasus serta permasalahan yang sering terjadi pada saat proses pembuatan roda gigi payung.

 V PENUTUP
Pada bab ini berisikan kesimpuilan dan saran dari data yang diperoleh dan pembahasan dari penulis tentang studi kasus yang diambil dalam kerja praktek.





 
BAB II
TEORI DASAR


2.1 Definisi Roda Gigi
Roda gigi adalah suatu benda berbentuk silindris, di mana di bagian tepinya terdapat profil yang menyerupai gigi. Ada beberapa macam bentukan profil roda gigi. Di antaranya roda gigi silindris, roda gigi payung, roda gigi cacing, dan bentukkan khusus lainnya. Setiap macam bentukan memeiliki fungsi dan karakteristik yang berbeda beda. Namun pada intinya berfungsi mentransmisikan gaya. Terdapat fungsi lain roda gigi salah satunya untuk menaikkan atau menurunkan putaran (kecepatan).
Pada bagian-bagian mesin sering dijumpai suatu poros mengerakkan poros yang lainnya. Kadang kala poros itu terletak pada posisi satu garis, baik pada posisi sejajar maupun bersilangan. Untuk memenuhi keperluan pemindahan gerak/putaran/daya putar antara dua poros atau lebih dalam teknologi permesinan terdapat berbagai macam cara yaitu diantaranya dengan meggunakan roda gigi. Roda gigi merupakan sejenis roda cakra dimana pada sekitar sekeliling bagian luarnya memiliki profil gigi yang simentris. Dalam bekerja memindahkan daya/putaran roda gigi mesti berpasangan sesama roda gigi yang sejenis. Dengan keadaan yang sedemikian rupa itu (bentuk dan cara kerja) memberikan beberapa keuntungan dalam memindahkan daya putar/putaran yaitu anti slip dan terjadinya gaya dorong yang positif. Tetapi hanya dapat memindahkan daya putar dengan jarak antara poros relatif singkat, tidak dapat terlalu jauh.
Jenis jenis profil gigi pada Roda gigi :
a. Profil gigi sikloida (Cycloide)
Struktur gigi melengkung cembung dan cekung mengikuti pola sikloida . Jenis gigi ini cukup baik karena presisi dan ketelitiannya baik, dapat meneruskan daya lebih besar dari jenis yang sepadan, juga keausannya dapat lebih lama. Tetapi mempunyai kerugian, diantaranya pembuatanya lebih sulit dan pemasangannya harus lebih teliti (tidak dapat digunakan sebagai roda gigi pengganti/change wheel), dan harga lebih mahal .




b. Profil gigi evolvente
Struktur gigi ini berbentuk melengkung cembung, mengikuti pola evolvente. Jenis gigi ini struktur cukup sederhana, cara pembuatanya lebih mudah, tidak sangat presisi dan maupun teliti, harga dapat lebih murah , baik sekali digunakan untuk roda gigi ganti. Jenis profil gigi evolvente dipakai sebagai profil gigi standard untuk semua keperluan transmisi.
c. Profil gigi khusus
Misalnya bentuk busur lingkaran dan miring digunakan untuk transmisi daya yang besar dan khusus.
Berdasarkan srukturnya, bentuk gigi Roda gigi dibagi menjadi 3:
1.      Gigi lurus (spur gear)
Bentuk gigi ini lurus dan paralel dengan sumbu roda gigi.




Gb.1a Gigi lurus (spur gear)
2.      Gigi miring (helical gear)
Bentuk gigi ini menyilang miring terhadah sumbu roda gigi.




Gb.1b Gigi miring (helical gear)
3.      Gigi panah (double helical / herring bone gear)
Bentuk gigi berupa panah atau miring dengan kemiringan berlawanan.
Gigi melengkung/bengkok (curved/spherical gear)
Merupakan rodagigi yang mempunyai bentuk gigi melengkung mengikuti pola tertentu (lingkaran/ellips). Dalam kerja dan pemasangannya roda gigi biasanya dipasang secara berpasangan. Terdapat dua buah roda gigi atau lebih. Oleh karena ini, akan menimbulkan sebuah kerjasama antar roda gigi. Kerjasama berdasarkan sumbunya akan dibedakan menjadi :
a. Sumbu roda gigi sejajar/paralel
Biasanya dapat berupa kerjasama rodagigi lurus, miring atau spherical
b. Sumbu roda gigi tegak lurus berpotongan
Biasanya dapat berupa roda gigi trapesium/payung/ bevel dengan profil lurus(radial), miring(helical) atau melengkung(spherical)
c. Sumbu roda gigi menyilang tegak lurus
Biasanya dapat berupa roda gigi cacing(worm), atau roda gigi miring atau melengkung.
d. Sumbu roda gigi menyilang
Biasanya dapat berupa rodagigi sekrup (screw/helical) atau spherical.
e. Sumbu roda gigi berpotongan tidak tegak lurus
Biasanya dapat berupa roda gigi paying.

Ada dua macam roda gigi sesuai dengan letak giginya :
1. Roda gigi dalam (internal gear), yang mana gigi terletak pada bagian dalam dari lingkaran jarak bagi.
2. Roda gigi luar (external gear), yang mana gigi terletak dibagian luar dari lingkaran jarak, jenis roda gigi ini paling banyak dijumpai. Roda gigi dalam banyak dijumpai pada transmisi roda gigi planet (planitary gear) dan roda gigi cyclo.
2.2 Prinsip Kerja Mesin Grafity Roll
Prinsip kerja dari mesin gravity roll seperti tampak pada gambar 2.1, yaitu tumpukan papan falet bergerak menuju meja up roll yang kemudian akan di angkat menuju TMA dengan menggunakan motor listrik. Dengan berputarnya motor listrik, maka primary dan secondary gear akan berputar, yang akan menggerakan batang penghubung. Tumpukan papan falet pun terangkat. Setelah mencapai TMA sensor pun berkerja yang akan memutuskan arus listrik pada motor listrik, akibatnya papan falet berhenti pada posisi paling atas. Bersamaan dengan itu peneomatik akan bekerja yang akan meggerakan pengungkit. Pengungkit menahan palet nomor dua dari palet paling bawah. Setelah peneomatik bekerja mendorong pengungkit kepapan palet nomor dua maka sensor pada motor listrik kembali beroperasi, namun untuk putaran motor listrik ber balik arah. Sehingga palet nomor satu akan kembali turun, dan akan dibawa menuju room tumpukan kaleng.




              


Gb.1c (Mesin Grafity Roll )

2.3 Mesin Perkakas
Proses permesinan merupakan suatu proses untuk menciptakan produk melalui  tahapan-tahapan dari bahan baku untuk diubah atau diproses dengan cara-cara tertentu secara urut dan sistematis untuk  menghasilkan suatu produk yang berfungsi. Didalam proses pembuatan roda gigi payung ada beberapa tahapan pengerjaan yaitu di antaranya proses pemotongan logam dalam bentuk as, kemudian beralih dengan pembubutan, serta pengeboran, sekrap, dan terahir pembuatan gigi dengan menggunakan mesin freis. Adapun proses finishing yang dilakukan dalam proses pembuatan roda gigi payung, yaitu kerja bangku. Kerja bangku dilakukan guna membersihkan sisa-sisa gram yang menempel pada benda kerja pada saat pengefreisan, dan untuk membuat alur senai pada benda kerja.

2.3.1 Definisi Mesin Milling / Freis
Pengerjaan logam dalam dunia manufacturing ada beberapa macam, mulai dari pengerjaan panas, pengerjaan dingin hingga pengerjaan logam secara mekanis. Pengerjaan mekanis logam biasanya digunakan untuk pengerjaan lanjutan maupun pengerjaan finishing, sehingga dalam pengerjaan mekanis dikenal beberapa prinsip pengerjaan, salah satunya adalah pengerjaan perataan permukaan dengan menggunakan mesin Freis atau biasa juga disebut mesin Milling. Mesin milling adalah mesin yang paling mampu melakukan banyak tugas bila dibandingkan dengan mesin perkakas yang lain. Hal ini disebabkan karena selain mampu memesin permukaan datar maupun berlekuk dengan penyelesaian dan ketelitian istimewa, juga berguna untuk menghaluskan atau meratakan benda kerja sesuai dengan dimensi yang dikehendaki.Mesin milling dapat menghasilkan permukaan bidang rata yang cukup halus, tetapi proses ini membutuhkan pelumas berupa oli yang berguna untuk pendingin mata milling agar tidak cepat aus.Proses milling adalah proses yang menghasilkan chips (beram). Milling menghasilkan permukaan yang datar atau berbentuk profil pada ukuran yang ditentukan dan kehalusan atau kualitas permukaan yang ditentukan. Adapun bagian-bagian dari mesin freis horizontal terlihat pada gambar dibawah ini.

 









Gb.1d Bagian-bagian utama mesin freis horizontal


2.3.2 Prinsip kerja mesin milling / Freis







Gb.1e Mesin freis LC-20 VHS NO:00300975
Tenaga untuk pemotongan berasal dari energi listrik yang diubah menjadi gerak utama oleh sebuah motor listrik, selanjutnya gerakan utama tersebut akan diteruskan melalui suatu transmisi untuk menghasilkan gerakan putar pada spindel mesin milling. Spindel mesin milling adalah bagian dari sistem utama mesin milling yang bertugas untuk memegang dan memutar cutter hingga menghasilkan putaran atau gerakan pemotongan.Gerakan pemotongan pada cutter jika dikenakan pada benda kerja yang telah dicekam maka akan terjadi gesekan atau tabrakan sehingga akan menghasilkan pemotongan pada bagian benda kerja, hal ini dapat terjadi karena material penyusun cutter mempunyai kekerasan diatas kekerasan benda kerja.
2.3.3 Jenis-jenis mesin milling ( freis )
Penggolongan mesin milling menurut jenisnya penamaannya disesuaikan dengan posisi spindel utamanya dan fungsi pembuatan produknya, ada beberapa jenis mesin milling dalam dunia manufacturing antara lain:
a. Mesin Milling Horizontal       






Gb.1f Mesin freis horizontal
Mesin jenis ini mempunyai pemasangan spindel dengan arah horizontal dan digunakan untuk pemotongan benda kerja dengan arah mendatar. Mesin freis horizontal alasnya (base) dari besi tuang kelabu, yang mendukung seluruh komponen dan dibaut fondasi serta berfungsi untuk menampung cairan pendingin yang mengalir ke bawah, dimana di dalam kolom (coulumn) terdapat mesin pompa yang memompa cairan tersebut untuk kemudian disirkualsi lagi ke atas meja (table).
b. Mesin Milling Vertikal








Gb.1g Mesin freis vertikal
Kebalikan dengan mesin milling horizontal, pada mesin milling ini pemasangan spindel-nya pada kepala mesin adalah vertikal, pada mesin milling jenis ini ada beberapa macam menurut tipe kepalanya, ada tipe kepala tetap, tipe kepala yang dapat dimiringkan dan tipe kepala bergerak. Kombinasi dari dua tipe kepala ini dapat digunakan untuk membuat variasi pengerjaan pengefreisan dengan sudut tertentu.
c. Mesin Milling Universal







Gb.1h Mesin freis universal

Mesin freis universal adalah salah satu jenis mesin freis yang dapat digunakan pada posisi tegak (vertical) dan mendatar (horizontal) dan memilki meja yang dapat digeser/diputar pada kapasitas tertentu. Mesin milling ini mempunyai fungsi bermacam-macam sesuai dengan prinsipnya, seperti :

a. Freis muka
b. Freis spiral
c. Freis datar
d. Pemotongan roda gigi
e. Pengeboran
f. Reaming
g. Boring
h. Pembuatan celah




d. Plano Milling






Gb.1i Mesin freis plano
Untuk benda kerja yang besar dan berat atau benda kerja berdimensi lebih besar.
e. Surface Milling






Gb.1j Mesin freis surface
Untuk produksi massal, kepala spindel dan cutter dinaikturunkan.
f. Tread Milling






Gb.1k Mesin freis tread
Jenis mesin freis ini biasanya digunakan untuk benda kerja yang mempunyai bentuk dimensi panjang, dan mesin ini digunakan untuk pembuatan ulir pada benda kerja.
g. Mesin frais duplex





Gb.1l Mesin frais duplex
Mesin freis jenis ini biasa digunakan untuk pembuatan benda kerja yang mempunyai bentuk benda kerja tidak terlalu rumit, namun mempunyai ketelitian yang cukup.

2.3.4 Gerakan dalam mesin milling
Pekerjaan dengan mesin milling harus selalu mempunyai 3 gerakan kerja, diantaranya yaitu:

1. Gerakan Pemotongan
Sisi potong cutter yang dibuat berbentuk bulat dan berputar dengan pusat sumbu utama.
2. Gerakan Pemakanan
Benda kerja digerakkan sepanjang ukuran yang akan dipotong dan digerakkan mendatar searah gerakan yang dipunyai oleh alas.
3. Gerakan Penyetelan
Gerakan untuk mengatur posisi pemakanan, kedalaman pemakanan, dan pengembalian, untuk memungkinkan benda kerja masuk ke dalam sisi potong cutter, gerakan ini dapat juga disebut gerakan pengikatan

2.3.5 Bagian Utama Mesin Milling ( freis )
Bagian utama mesin milling atau freis meliputi beberapa bagian diantaranya:

a. Cutter
Cutter pada mesin freis mempunyai bentuk silindris, berputar pada sumbunya dan dilengkapi dengan gigi melingkar yang seragam.Keuntungan cutter dibanding dengan pahat bubut dan pahat ketam adalah setiap sisi potong dari pisau freis mengenai benda kerja hanya dalam waktu yang pendek pada proses pemotongan selama 1 putaran pisau freis dan pendinginannya pada waktu sisi potong mengenai benda kerja, maka hasilnya cutter freis akan lebih tahan lama.Cutter biasanya terbuat dari HSS maupun Carbide Tripped. Gigi cutter ada yang lurus maupun ada yang mempunyai sudut, untuk yang bersudut (helix angle) dapat mengarah ke kanan dan ke kiri.
Ada beberapa jenis cutter seperti misalnya :
1.      Pisau Mantel (Helical milling cutter)
 




Gb.2a Cutter mantel
Pisau jenis ini dipakai pada mesin freis horizontal. Biasanya digunakan untuk pemakanan permukaan kasar (Roughing) dan lebar.

2.      Pisau Alur (slot milling cutter)




Gb.2b Pisau alur dan penggunaanya.
Pisau alur berfungsi untuk mebuat alur pada bidang permukaan benda kerja. Jenis pisau ini ada beberapa macam yang penggunaanya disesuaikan dengan kebutuhan. Gambar 2b a dan 2b b menunjukkan jenis pisau alur mata sayat satu sisi, gambar 2b c dan d menunjukkan pisau alur dua mata sayat yaitu muka dan sisi, gambar 2b e dan 2b f menunjukkan pisau alur dua mata sayat yaitu muka dan sisi dengan mata sayat silang.

3.      Pisau freis gigi (Gear cutter)


Gb.2c Gear cutter
Pisau freis gigi ini digunakan untuk membuat roda gigi sesuaijenis dan jumlah  gigi yang dinginkan. Gambar diatas menunjukkan salah satu jenis gear cutter.

4.      Pisau freis radius cekung (Convex cutter)



Gb.2d Cutter Radius Cekung
Pisau jenis ini digunakan untuk membuat benda kerja yang bentuknya memiliki radius dalam (cekung).

5.      Pisau freis Radius Cembung (Concave Cutter)





Gb.2e Cutter Radius Cembung
Pisau jenis ini digunakan untuk membuat benda kerja yang bentuknya memiliki radius dalam (cekung).

6.      Pisau freis alur T (T Slot Cutter)



Gb.2f  Cutter alur “T”
Pisau jenis ini hanya digunakan untuk untuk membuat alur berbentuk “T” seperti halnya pada meja mesin freis.

7.      Pisau freis sudut





Gb.2g Pisau sudut dan penggunaannya
Pisau jenis ini digunakan untuk membuat alur berbentuk sudut yang hasilnya sesuai dengan sudut pisau yang digunakan. Pisau jenis ini memilki sudut-sudut yang berbeda diantaranya: 30°, 45°, 50°, 60°, 70° dan 80°. Gambar a menunjukkan pisau satu sudut 60° (angle cutter), Gambar b menunjukkan pisau dua sudut 45°x45° (double angle cutter), Gambar c menunjukkan pisau dua sudut 30°x60° (double angle cutter).

8.      Pisau Jari (Endmill Cutter)





Gb.2h Cutter Endmill
Ukuran pisau jenis ini sangat bervariasi mulai ukuran kecil sampai ukuran besar. Cutter ini biasanya dipakai untuk membuat alur pada bidng datar atau pasak dan jenis pisau ini pada umumnya dipasang pada posisi tegak (mesin freis vertical), namun pada kondisi tertentu dapat juga dipasang posisi horizontal yaitu langsung dipasang pada spindle mesin freis.

9.      Pisau freis muka dan sisi (Shell endmill cutter)




Gb.2i Shell endmill cutter
Jenis pisau ini memilki mata sayat dimuka dan disisi, dapat digunakan untuk mengefreis bidang rata dan bertingkat. Gambar diatas menunjukkan pisau freis muka dan sisi.

10.  Pisau freis Pengasaran (Heavy Duty Endmill Cutter)





Gb.2j Pisau pengasaran
Pisau jenis ini mempunyai satu ciri khas yang berbeda dengan cutter yang lain. Pada sisinya berbentuk alur helik yang dapat digunakan untuk menyayat benda kerja dari sisi potong cutter, Sehingga cutter ini mampu melakukan penyayatan yang cukup besar.

11.  Pisau freis gergaji (Slitting saw)





Gb.2k Pisau freis gergaji
Pisau freis jenis ini digunakan untuk memotong atau membelah benda kerja. Selain itu juga dapat digunakan untuk membuat alur yang memilki ukuran lebar kecil.

b. Arbor
Pisau pada mesin freis horizontal dipasang pada arbor yang posisinya diatur dengan pemasangan ring arbornya. Arbor jenis ini biasanya digunakan untuk mesin freis horisontal saja.




Gb.3a Arbor
Pisau sebaiknya diletakkan sedekat mungkin dengan ujung poros untuk menghindari pembebanan berlebih ketika sedang pemakanan, untuk diperlukan beberapa cara pemasanganpisau yang tepat pada arbor. Gambar di bawah menunjukkan pemasangan pisau pada sebuah stub arbor.




Gb.3b Stub arbor
Mengefreis bagian permukaan dan sisi tidak memerlukan arbor mendatar, untuk ini cukup menggunakan stub arbor. Caranya bagian batang tirus (1) dimasukkan pada lubang poros spindle mesin, namun sebelumnya pisau terlebih dahulu dimasukkan pada bagian silinder stub arbor dan diikat dengan baut (3). Untuk mencegah bergesernya pisau pada saat mendapat beban besar, digunakan pasak (2). Untuk jenis pisau yang memilki tangkai tirus, pemasangannya dapat menggunakan adaptor (Gambar a). Dan untuk cutter dengan batang lurus cara pengikatannya menggunakan collet chuck seperti pada gambar b.




Gb.3c Adaptor




 Gb.3d Pengikat cutter batang lurus

Cara pemasangan cutter pada poros spindle mesin freis:
Posisi pemasangan pemasangan pisau untuk mesin freis tegak (vertical) Gambar 3c, sedangkan Gambar 3d untuk mesin freis menadatar (horizontal).

 





Gb. 3e

 






Gb. 3f
Adapun cara pemasangan pisau freis yang ditunjukkan, yaitu arbor ditempatkan pada lubang poros kerucut 8 , sedangkan ujung lainnya disangga/ditahan dengan bantalan 1 pada  lengan (overarm). Gambar 3e, menunjukkan mesin freis horizontal dengan satu pisau mantel (5) terpasang pada arbor.Pisau dapat ditempatkan disepanjang arbor dengan merubah kedudukan collar (ring arbor) 3, 4, 6 dan 7 yang terpasang pada arbor di kedua sisi cutter. Collar paling ujung kiri 7 mendukung ujung arbor  sedang collar ujung kanan 3 menahan arbor dengan dikuatkan oleh mur 2 pada ujung arbor. Gambar 3f, menunjukkan beberapa cutter yang dipasang pada arbor untuk berbagai keperluan pemotongan sesuai dengan cutter terpasang. Collar standar pada mesin freis dengan lebar antara 1 sampai dengan 50 mm, yaitu : 1,0; 1,1; 1,2; 1,25; 1,3; 1,75; 2,0; 2,5; 3,0; 3,25; 5,0; 6,0; 7,5; 8,0; 10; 20; 30; 40 dan 50 mm. Collar (ring arbor) digunakan untuk memberi ruang dua  cutter atau lebih  pada jarak tertentu satu dengan yang lainnya. Gambar  3g menunjukkan dua buah cutter dengan jarak A, jarak diperoleh dengan memilih dan mengatur  collar-collar tersebut. Kadang–kadang dalam mengatur jarak ini operator harus menambah dengan shim  yang terbuat dari aluminium atau tembaga diantara collar tersebut untuk mendapatkan ketelitian jarak penempatan cutter.



                                       Gb.3g                                                          Gb. 3h

   
      Gb. 3i
c. Ragum (catok)
Benda kerja yang akan dikerjakan dengan mesin freis harus dijepit dengan kuat agar posisinya tidak berubah waktu proses pemakanan. Berdasarkan gerakannya ragum  dibagi menjadi 3  jenis, antara lain:
1.      Ragum biasa


Gb.4a ragum biasa
Ragumbiasa  digunakan untuk menjepit benda kerja yang bentuknya sederhana dan biasanya hanya digunakan untuk mengefreis bidang datar saja. Bagian bawah ragum dapat disetel posisinya sesuiai dengan posisi benda kerja yang akan difreis. Bila sudah sesuai baru kemudian diikat kuat dengan mur baut ke meja mesin freis
2. Ragum berputar



Gb.4b Ragum berputar
Ragum ini digunakan untuk menjepit benda kerja yang harus membentuk sudut terhadap spindle. Bentuk ragum ini sama dengan ragum biasa tetapi pada bagaian bawahnya terdapat alas yang dapat diputar hingga sudut 360°. Ragum ini juga diletakkan di atas meja mesin freis secara horizontal yang diikat dengan mur baut dengan kuat. Bagian tengahnya terdapat skala nonius yang dapat digunakan untuk menentukan sudut putaran yang dikehendaki.

3. Ragum universal






Gb.4c Ragum Universal

Ragum ini mempunyai dua sumbu perputaran, sehingga dapat diatur letaknya baik secara horizontal maupun vertikal. Ragum universal dapat mengatur sudut benda kerja yang akan dikerjakan dalam berbagai posisi. Sehingga pegerjaan benda kerja dapat dari arah vertical maupun horizontal.

d. Kepala Pembagi Vertikal  ( Dividing  Head Vertikal )
Kepala pembagi (Gambar 5)  adalah peralatan mesin freis yang digunakan untuk membentuk segi beraturan pada poros yang panjang. Pada peralatan ini biasanya dilengkapi dengan plat pembagi yang berfungsi untuk membantu pembagian yang tidak dapat dilakukan dengan pembagian langsung.




Gb.5 Dividing head
e. Kepala lepas
Untuk menyangga benda kerja yang dikerjakan dengan dividing head. Sehingga waktu pemakanan benda kerja tidak terangkat dan tertekan ke bawah.



Gb.6 Kepala lepas
Kepala lepas merupakan salah satu dari kelengkapan mesin freis dan juga berfungsi agar saat proses pemakanan, benda kerja tidak bergetar dan berubah kedudukannya.
f. Rotary table ( Kepala Pembagi Horizontal )
Rotary table digunakan untuk membagi segi-segi beraturan misalnya kepala baut. Di samping itu juga dapat digunakan untuk membagi jarak-jarak lubang yang berpusat pada satu titik misalnya membagi lubang baut pengikat pada flendes.


Gb.7 Rotary table
Cara kerja dari Rotary table sama dengan dividing head vertikal yang membedakan yaitu hanya perbandingan antara jumlah perbandingan gigi, dan proses pemakanan pada benda kerja.
2.3.6. Pengerjaan pada mesin milling ( Freis )
a. Pengefreisan sisi, adalah pengefreisan di mana pisau sejajar dengan permukaan benda kerja.



Gb.8a Pengefreisan sisi
b. Pengefreisan muka, adalah pengefreisan dimana sumbu pisau tegak lurus dengan permukaan benda kerja.






Gb.8b Pengefreisan muka
2.3.7. Metode gerak makan pengefreisan
a. Climb Mill




Gb.9a Pemakanan searah
Merupakan cara pengefreisan di mana putaran cutter searah dengan gerakan benda kerja. Gaya potong menarik benda kerja ke dalam cutter sehingga faktor kerusakan pahat akan lebih besar. Hanya mesin yang mempunyai alat pengukur keregangan diperbolehkan memakai metode pemotongan ini.
b. Conventional Milling




Gb.9b Pemakanan berlawanan arah
Merupakan pengefreisan di mana putaran cutter berlawanan arah dengan gerakan benda kerja, pemotongan ini dimulai dengan beram yang tipis dan metode ini digunakan untuk semua jenis mesin freis.

2.3.8 Alat dan Bahan

a. Milling machine (mesin freis)
b. Jangka sorong / kaliper
c. Pahat alas
d. Kuas
e. Coolant (pendingin)
f. Palu plastiks
g. Kikir
h. Kunci tanggem
i. Ragum
j. Dividing head

k. Dial indicator

2.3.9 Cara Kerja
1. Mempersiapkan semua peralatan yang dibutuhkan dan benda kerja.
2. Mengukur benda kerja dengan menggunakan kaliper dan menghaluskan sedikit permukaannya dengan menggunakan kikir.
3. Mengatur putaran spindel yang sesuai untuk jenis benda kerja.
4. Menempatkan benda kerja yang akan difreis pada meja kerja.
5. Mencari titik permukaan/titik nol dan kemudian melakukan pemakanan untuk masing–masing sisi. Saat pemakanan dilakukan, mata pahat dan benda kerja diberi pendingin, sehingga benda kerja tidak mengeluarkan asap ( benda kerja panas ).
6. Mengatur ketebalan pemakanan.
7. Mencatat keadaan akhir benda kerja

2.4  Pengukuran Dimensi Roda Gigi
Pengukuran dalam membuat profil roda gigi payung menggunakan pengukuran standar modul. Karena dalam pengefreisan pada alur gigi dilakukan pada diameter tusuk yang kecil dan dan modul yang digunakan adalah  yang lebih kecil dari dari modul dalam menghitung ukuran-ukuran roda gigi ,maka untuk membentuk modul yang sebenarnya dilakukan pergeseran meja.



Untuk menghitung panjang l sesuai dengan momen yang bekerja pada gigi adalah sebagai berikut :



Untuk menentukan besar diameter luar dari kerucut terkecil ( Dl1 ) sebagai batas pelaksanaan pembubbutan panjang gigi yang akan dibuat adalah sebagai berikut:

Dasar perhitungan diatas adalah berdasarkan diameter tusuk gigi yang terbesar sehingga modul yang diperhitungkan berdasarkan pada diameternya. Sedangkan pada pengefreisan gigi paying harus berdasarkan pada diameter tusuk yang terkecil. Karena apabila dilakukan berdasarkan diameter tusuk yang terbesar maka profil pada diameter tusuk yang terkecil aka semakin kecil.



Untuk menentukan sudut pergeseran eretan atas dalam dalam memembuat ketirusan, maka eretan atas diputar dengan ( b =  + 1)

e =  ( - 2)

Pada proses pemakanan benda kerja perlu diperhatikan arah pemakanan dan ketepatan kedudukan pisau freis pada kaki giginya, dan blank harus dicondongkan sebesar ( - 2)
Penyetingan dilakukan pada diameter sedangkan meja harus dinaikan sebesar :
(h 2). Nomor pisau yang digunakan tergantung dari jumlah gigi yang akan dibuat pada benda kerja. Untuk pengefreisan setiap alur gigi dilakukan dengan memutar engkol pembaginya (t) sebanyak jumlah gigi yang dibutuhkan (z) dalam hal ini didapat (t = nc =  ).

Dari perhitungan diatas maka dapat disimpulkan rumus roda gigi payung adalah sebagai berikut:


1.        =

2.       =

3.      Dk = Dt  2 hk

4.      R =  
5.      p =     2
                   = p + 2

6.      b =  + 1

7.      nc =  




keterangan:
OD      = Outside diameter
            Z          = Banyaknya jumlah gigi
            m       = Nomor cutter modul
            Dt        = Diameter tusuk roda gigi
            1          = Sudut kepala gigi utama
            2      = Sudut kaki gigi utama
            b          =  sudut ketirusanroda gigi utama
            p      =  sudut ketirusan punggung roda gigi
                     = Sudut yang dibentuk oleh kedua poros
            hl         = Tinggi kepala gigi
            hk        = Tinggi kaki gigi
                      =  sudut kerucut roda gigi pinion
                   =  sudut kerucut roda gigi utama


2.5 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengefreis roda gigi





Gb.10 Mesin freis vertikal dan horizontal
1.      Meja harus benar-benar sejajar dekat dengan kolum
2.      Dividing head dan tailstcok dipasang di tengah-tengah meja, dan garis senter harus sejajar colum
3.      Pasang benda kerja (bahan) dengan mandril diantara dua senter dengan menggunakan pembawa, periksa kelurusan dan kesikuannya
4.      Setel engkol pembagi dan masukan pen index pada lubang yang dikehendaki, pemutaran engkol pembagi harus cermat
5.      Pemasangan cutter pada arbor harus benar, cutter tidak boleh,goyang (oleng), sebab bila demikian roda gigi yang dipotong hasilnya tidak presisi
6.      Pisau harus tepat pada pertengahan benda kerja atau di atas garis senter
7.      Perhitungan setiap pemakanan pada pembuatan diameter tusuk
( nc =  ).
nc = banyaknya jumlal putaran engkol pada dividing head
i    = diameter sudut yang didapat dari setengah diameter tusuk
z    = banyaknya jumlah gigi yang akan dibuat